Sukses

2.000 Santri Bekasi Bergerak ke Jakarta Ikuti Demo 4 November

Polres Metro Bekasi telah menerjunkan 660 anggota guna memperkuat keamanan dan pengamanan aksi demonstrasi.

Liputan6.com, Bekasi - Ribuan santri dari sejumlah pondok pesantren dan sejumlah kader ormas kesukuan yang ada di Bekasi berangsur-angsur bergerak untuk berunjuk rasa ke Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat hari ini. Kedatangan mereka untuk mengikuti demo 4 November.

Kasubag Humas Polres Metro Bekasi AKP Erna Ruswing Andira mengatakan, ormas yang akan bertolak ke Ibu Kota tersebut mengaku tetap akan tertib dan tak melakukan sesuatu yang mengganggu keamanan.

Hal tersebut sesuai kesepakatan yang telah dibuat pada pertemuan silaturahmi antara pihak Pemkot Bekasi Kota, Kepolisian, TNI bersama dengan 8 ormas Islam di Bekasi, pada Kamis 3 November malam.

"Mereka sudah sepakat kok dengan pihak kepolisian. Mereka akan melakukan aksi dengan cara-cara yang damai, tidak anarkis, dan hak-hak masyarakat lain tidak akan mereka langgar," kata Erna di sela Apel Pengamanan Demo 4 November di Bekasi, Jumat (4/11/2016).

Polres Metro Bekasi telah menerjunkan 660 anggota guna memperkuat keamanan dan pengamanan aksi demonstrasi. 660 anggota gabungan dari 3 unsur Muspika itu akan disebar ke sejumlah titik vital. Baik di Jalan Raya Bekasi-Cakung, dan beberapa titik di ruas tol JORR dan Cikampek.

"Kita mengerahkan 660 personel gabungan. Mereka melakukan perbantuan pengawalan dan pengamanan di sejumlah titik," jelas dia.

Erna mengatakan, ada 2.000 warga Bekasi yang tergabung dalam sejumlah organisasi akan menggruduk ikut melakukan unjuk rasa ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, hari ini.

"Dari data Intel yang kita dapatkan, ada 2.000 warga dari 8 wilayah di Bekasi yang akan ke Jakarta," pungkas Erna.

Konvoi

Sementara itu, iring-iringan pendemo juga telah terlihat ramai berdatangan dari arah Bekasi menuju Jakarta. Seperti di Jalan Raya Pondokgede menuju Taman Mini, Jakarta Timur.

Teriakan kalimat Allahu Akbar dan alunan selawat mengiringi konvoi para remaja dengan peci dan baju koko tersebut. Mayoritas para pendemo menaiki kendaraan roda dua, dan tak sedikit juga yang menggunakan mobil bak terbuka.

"Hidup mulia atau mati syahid," seru Ahmad, remaja masjid yang berangkat dari Jatirangga, Pondokgede.

Ratusan santri juga tampak membawa sejumlah atribut poster dan bendera. Serta alat pengeras suara dan logistik, berupa air mineral dan makanan ringan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.