Sukses

Motif Suami di Bekasi Bunuh Istri dan Mengubur di Pekarangan

Perhat dan Najah telah membangun bahtera rumah tangga sekitar 30 tahun, namun belakangan sang istri kerap cemburu.

Liputan6.com, Bekasi - Perhat Ari Wibowo, suami yang membunuh dan mengubur istrinya, Najah, di pekarangan rumah, akhirnya mengungkap alasan menghabisi nyawa istrinya yang berumur 48 tahun itu.

Di hadapan polisi, Perhat mengaku kesal, lantaran istrinya kerap cemburu saat pria 50 tahun itu kerap terlihat mengantar-jemput penumpang wanita.

"Pelaku menghabisi istrinya sendiri pada Senin (31 Oktober 2016) yang didahului dengan adu mulut antara pelaku dengan korban," kata Kapolres Metro Bekasi Komisaris Besar Awal Chairuddin di kantornya, Rabu (2/11).

"Jadi korban ini merasa iri atau cemburu dengan pekerjaan pelaku, yang menjadi tukang ojek online," sambung dia.

Hasil penyelidikan, polisi menyebutkan kasus ini bermula saat Najah melihat suaminya mengantar seorang wanita, yang tak lain adalah tetangganya.

Puncaknya, saat Perhat mengantar tetangga belakang rumahnya. Kemudian terlihat Najah. Najah cemburu, hingga terjadi cekcok.

"Pelaku memukul korban dengan palu yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Awal.

Selanjutnya, sambung Awal, "Pelaku menghantamkan palu ini ke bagian belakang kepala korban sebanyak enam kali. Hal itu yang menyebabkan kematian korban."

Lalu, jenazah Najah dibungkus plastik dan dibalut seprai kasur. "Sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah korban yang sudah dibungkus ini, dibawa pelaku ke pekarangan rumahnya di bagian samping kiri."

"Kemudian jenazah korban disimpan di area pekarangan rumah korban dengan ditutupi tanah. Kondisinya mungkin baru terkubur sekitar 10 sentimeter lah," lanjut Awal.

Selang dua hari, Ra, anak yang diadopsi Perhat dan Najah, curiga tak kunjung bertemu ibunya. Lalu, ia berkeliling mencari ibunya di sekitar rumahnya.

"Saksi sempat menghubungi pelaku untuk menanyakan di mana ibunya. Karena sudah tak kelihatan selama dua hari. Pelaku bilang bahwa ibunya sedang pergi ke suatu tempat di Cirebon," kata Awal.

Tapi Ra tetap mencoba mencari ibunya di sekitar rumahnya. Saat di pekarangan rumah, dia melihat pakaian sang ibu yang belum tertutup tanah. Dia menggali dan terkejut saat melihat di dalam tanah itu adalah jasad ibunya.

"Lalu saksi mengadu ke tetangga hingga sampai ke Polsek Tambun. Alhamdulillah, dalam waktu sejam kita angkat jenazah korban untuk diautopsi," jelas Awal.

Perhat mengubur jenazah istrinya karena sudah kebingungan dan habis akal untuk menutupi perbuatan kejinya itu.

"Kalau dibawa ke luar rumah tentu kelihatan oleh warga. Kemudian pelaku melihat ada pekarangan yang kosong di pinggir kandang ayam. Mungkin secara sudut pandang lokasi ini tak akan diperhatikan tetangga dan saksi, walaupun akhirnya ketahuan juga," beber Awal.

30 Tahun Menikah

Perhat ditangkap polisi di sekitar rumahnya dan tak ada perlawanan. Kemudian Perhat digiring ke Polsek Tambun untuk menjalani pemeriksaan, berikut cangkul yang digunanakan untuk menggali dan menutupi jenazah istrinya.

"Juga palu yang digunakan untuk membunuh pelaku dan kain serta plastik pembungkus jenazah korban. Pelaku terancam kurungan penjara selama 15 tahun," tandas Awal.

Sementara, Perhat mengaku menyesal telah membunuh istrinya. Dia dan Najah telah membangun rumah tangga sekitar 30 tahun, namun belakangan sang istri kerap cemburu.

"Saya menyesal melakukan itu. Saya khilaf dan tak ada niat melakukan itu. Saat kejadian itu memang saya tak bisa menahan diri," ucap Perhat dengan suara terbata-bata.

Jenazah Najah, warga Perum Trias Estate 1, RT 01 RW 08, Desa Tridaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi itu ditemukan terkubur di tanah halaman rumah, tepatnya di samping kandang ayam pada Selasa sore, 1 November 2016.

Najah yang juga guru ngaji itu ditemukan putra semata wayangnya, Ra, yang curiga melihat gundukan tanah di rumahnya. Apalagi, sejak Senin 31 Oktober 2016 pagi, remaja 14 tahun itu tak kunjung menemukan sang ibu.

Saat ditemukan, jenazah Najah telah terbungkus seprai dengan luka mengenaskan di kepala dan leher. Bahkan, jenazah dikubur dan ditutup dengan tumpukan sampah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini