Sukses

Isyarat Politik Damai Jokowi-Prabowo

Jokowi dan Prabowo pun kompak memberikan pesan menjelang Pilkada Serentak agar berpolitik dengan damai.

Liputan6.com, Jakarta Prabowo Subianto berdiri di halaman rumahnya yang megah dengan setelan baju andalannya yang berwarna putih, celana krem dan kopiah hitam. Ketua Umum Partai Gerindra itu menunggu tamu kehormatannya, Presiden Joko Widodo.

Tamu yang dia tunggu itu pun datang sekitar pukul 12.30 WIB. Ketika iringan Kepresidenan memasuki rumah Prabowo di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, mantan Pangkostrad itu langsung menyambut Jokowi dengan pelukan dan berjabat tangan.

Keduanya sempat berbincang sebentar sebelum masuk ke dalam rumah.

Dalam kunjungan itu, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sementara Prabowo didampingi Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi dan Informasi Partai Gerindra Sugiono.

Kedatangan Presiden ke-7 RI itu rupanya membuat Prabowo tersanjung dan merasa dihormati. Mengingat keduanya pernah menjadi rival di Pilpres 2014.

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengulurkan tangan sementara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan sikap hormat saat menyambut kedatangan Presiden dan rombongan di kediamannya di Hambalang, Bogor, Senin (31/10). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 
"Saya tentunya merasa sangat dihormati. Sebuah kehormatan besar Beliau datang," ujar Prabowo, Senin 31 Oktober 2016.

Kunjungan Jokowi ke kediamannya itu pun mempunyai arti tersendiri. Menurut Prabowo, kunjungan itu menandakan rivalitas antara dirinya dengan Jokowi telah berakhir.

Prabowo pun mengungkapkan pasca-Pilpres 2014, komunikasi antara dirinya dengan Jokowi berlangsung baik. Itu ditandai dengan adanya saling kunjung antara keduanya.

"Kami memang pernah rival, tapi Beliau baik sama saya, saya juga baik, komunikasi baik, dan itu bagus dalam budaya bangsa," ucap mantan Pangkostrad ini.

Kendati demikian, komunikasi yang baik antara keduanya tidak akan mengubah haluan partainya yang memilih untuk tetap berada di luar pemerintahan dan bersikap kritis.

"Selalu berbeda pendapat, kadang, saya juga tajam terhadap menteri-menteri. Kadang Gerindra juga keras. Tapi ini tanggung jawab saya terhadap konstituen. Di ujungnya kita punya kepentingan sama, untuk NKRI," Prabowo menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nasi Goreng dan Topi Koboi untuk Jokowi

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang santai dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disaksikan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Senin (31/10). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 
Jokowi dan Prabowo berbincang selama 2 jam. Jokowi mengatakan, kedatangannya ke rumah mantan rivalnya saat Pilpres 2014 lalu itu untuk memenuhi janjinya saat Prabowo berkunjung ke Istana Bogor beberapa bulan lalu.

"Silaturahmi saja, karena saya dulu pernah janji datang ke tempat Pak Prabowo di Hambalang," ujar Jokowi.

Ia bersama Prabowo banyak diskusi terkait persoalan bangsa, sambil menikmati santapan nasi goreng yang disajikan tuan rumah.

"Yang jelas kami bicara banyak hal, yang makro tentang bangsa ini, yang makro tentang politik. Pertemuan dua jam, tapi yang banyak makan nasi goreng," ujar Jokowi sambil tertawa.

Usai pertemuan, Prabowo yang mengajak Jokowi menunggangi kuda peliharaannya. Dia juga menghadiahi topi koboi ke Jokowi. Jokowi pun memakai topi pemberian Prabowo itu saat menunggang kuda.

"Tadi saya diberi topi sama Pak Prabowo, topi koboi warna krem muda banget," ujar Jokowi.

"Itu topi Presiden," sahut Prabowo diselingi tawa Jokowi dan beberapa rombongan Jokowi yang hadir.

Setelah pertemuan, Prabowo dan Jokowi naik kuda bersama.

 

Presiden Jokowi dan Ketua Umumm Partai Gerindra Prabowo Subianto berkuda di Hambalang.

 
Pantauan Liputan6.com di rumah Prabowo, Jokowi keluar dari salah satu ruangan rumah Prabowo memakai topi koboi dan sepatu berkuda.

Jokowi kemudian menunggangi kuda warna putih. Sedangkan Prabowo menaiki kuda warna cokelat. Keduanya bersebelahan. Kuda yang dinaiki Jokowi dinamakan Salero, sedangkan kuda yang dinaiki Prabowo diberi nama Principe.

Ketika keduanya menunggangi kuda, Prabowo meminta ada yang mendampingi Jokowi.

"Presiden sebelah kanan ya," kata Prabowo. Dia lalu pindah ke sebelah kiri presiden ke-7 RI itu. "Tolong siapa yang bisa dampingi Beliau," kata Prabowo kepada orang-orang yang berada di sampingnya.

Lalu kedua tokoh itu menunggangi kuda ke arah wartawan yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat semula.

"Gimana, Pak, rasanya?" tanya awak media yang di rumah Prabowo kepada Jokowi.

"Kudanya kan besar, saya kan ringan. Jadinya kudanya senyum-senyum senang," kata Jokowi sambil tertawa.

Sambil berkelakar, Prabowo mengatakan, Jokowi memiliki kelebihan tersendiri saat menunggang kuda. "Beliau punya kelebihan badannya ringan, kudanya suka yang ringan-ringan," kelakar Prabowo.

3 dari 3 halaman

Isyarat Politik Damai

 

Presiden Jokowi menemui Prabowo Subianto (Liputan6.com/Faizal Fanani)


Prabowo mengatakan, dalam pertemuan itu ia dimintai beberapa saran oleh Jokowi. Mantan Pangkostrad itu mengatakan Jokowi sangat terbuka dan banyak meminta gagasan atau masukan terkait persoalan bangsa saat ini.

"Dalam hal-hal tertentu kita harus ketemu. Tadi Beliau minta saran beberapa hal. Saya sampaikan, setiap saat saya siap memberi masukan," kata dia.

Dalam pertemuan itu, Prabowo menjelaskan ia banyak menyampaikan masukan terutama soal keamanan, ekonomi, dan politik.

"Saya concern dengan beberapa masalah keamanan. Dan Beliau kan sebagai panglima tertinggi, jadi saya wajib menyampaikan pandangan-pandangan saya dan alhamdulillah Beliau sangat terbuka," tambah Prabowo.

Tak hanya itu, Jokowi dan Prabowo pun kompak memberikan pesan menjelang Pilkada Serentak agar berpolitik dengan damai.

 

Presiden Jokowi menemui Prabowo Subianto (Liputan6.com/Faizal Fanani)


Prabowo berujar, dirinya selalu berharap agar pelaksanaan pesta demokrasi rakyat dilakukan dengan baik dan tenteram. Ia juga berpesan agar mewaspadai setiap upaya yang dapat memecah belah bangsa.

"Kita harus jaga jangan sampai ada katakanlah unsur-unsur yang mau memecah belah bangsa. Itu yang sangat kita jaga. Kita negara yang majemuk. Kita negara banyak suku, banyak agama, banyak ras. Semua masalah kalau ada masalah marilah kita selesaikan dengan sejuk, dengan damai," terang dia.

Senada dengan itu, Jokowi juga berpesan kepada masyarakat agar seluruh pihak tidak mudah terpancing dengan provokasi.

Jokowi juga meminta kepada para tokoh bangsa agar bersedia bersama-sama mendinginkan suasana jelang Pilkada Serentak ini. Rivalitas yang ada janganlah dipandang dan dijadikan bibit permusuhan yang dapat merusak bangsa di kemudian hari.

"Saya kira tadi kita di dalam sampai tertawa bareng-bareng. Rivalitas itu ada sampai pada saat Pilpres. Itulah demokrasi. Tetapi setelah itu kita bersama bahu membahu membangun negara dari segala sisi. Saya kira ini yang kita sampaikan. Mungkin nanti tahun 2019 bisa saja ada rivalitas lagi, tapi nanti bahu membahu lagi," tandas Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini