Sukses

Megawati Buka Pameran Arsip Sejarah Indonesia di Kantor UNESCO

Dalam sambutannya, Megawati mengungkapkan pentingnya arsip sebagai catatan sejarah suatu bangsa.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri membuka pameran arsip Indonesia bertajuk "Preservation of Indonesian Archives and Documentary Heritage: Asian-African Conference, Non-Aligned Movement, and Indian-Ocean Tsunami Archives" di Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO bekerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Markas UNESCO Paris.

Acara pembukaan pameran yang dihadiri Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Komunikasi dan Informasi, Frank La Rue dan para duta besar negara-negara anggota UNESCO, korps diplomatik, dan kalangan masyarakat Indonesia di Prancis

Dalam pameran yang diselenggarakan dari 24 hingga 28 Oktober tersebut, terdapat 60 foto dari beberapa peristiwa bersejarah Indonesia, yaitu Konperensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Gerakan Non Blok, dan Bencana Tsunami Aceh 2004.

Duta Besar/Deputi Wakil Tetap RI di UNESCO, Fauzi Soelaiman kepada Antara London, Senin 24 Oktober mengatakan, UNESCO dipilih sebagai tempat penyelenggaraan pameran mengingat arsip KAA 1955 telah terdaftar sebagai Memory of the World UNESCO. Sedangkan arsip Gerakan Non Blok dan Bencana Tsunami Aceh sedang dalam proses nominasi

Dalam sambutannya, Megawati mengungkapkan pentingnya arsip sebagai catatan sejarah suatu bangsa. Kehadiran dia bukan kebetulan, mengingat Megawati muda adalah salah satu saksi sejarah pada penyelenggaraan Konperensi Asia Afrika yang dimotori Bung Karno, serta menjadi delegasi termuda dalam KTT Gerakan Non Blok tahun 1961 di Beograd.

Megawati juga menekankan perlunya dunia memilih jalan kebudayaan dan jalan damai, seperti yang sudah dicetuskan oleh para pemimpin bangsa yang menjadi pelopor Gerakan Non Blok.

Dikatakannya gerakan itu adalah gerakan politik kebudayaan yang menjadikan keberagaman suku, agama, kepercayaan, dan ras bukan sebagai sumber konflik, tetapi sebagai kekuatan.

"Gerakan tersebut dapat kita baca dan pelajari dalam arsip-arsip Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok," ujarnya,

Megawati mengucapkan terima kasih kepada UNESCO yang telah memberikan kesempatan Indonesia untuk mendaftarkan catatan-catatan sejarah terpentingnya sebagai bagian dari Memory of the World, serta kepada beberapa negara sahabat seperti Aljazair, Serbia, dan Sri Lanka, yang turut serta mendukung pendaftaran arsip Gerakan Non Blok sebagai program Memory of the World UNESCO.

Dengan semangat kemanusiaan dan perdamaian juga, Megawati mengungkapkan alasan memilih Bencana Tsunami Aceh untuk diusulkan sebagai Memory of the World UNESCO pada masa yang akan datang, yaitu untuk mengingatkan dunia akan rasa kemanusiaan dan solidaritas untuk saling membantu dalam situasi yang sulit.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.