Sukses

Top 3: Jessica Tidak Menyesal karena...

Simak Top 3 News edisi Sabtu pagi, 22 Oktober 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Terdakwa Jessica Kumala Wongso mengaku tidak menyesal dalam perkara kematian Wayan Mirna Salihin. Jawaban Jessica ini diberikan saat ditanya oleh hakim anggota Binsar Gultom di penghujung sidang ke-31 yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 20 Oktober 2016. 

Selain itu, anggota Wantimpres menilai tipe kepemimpinan seperti Jokowi tidak banyak, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal News hingga Sabtu (22/10/2016) pagi.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News.

1. Jessica: Saya Tidak Menyesal karena...

Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso kembali menjalani persidangan ke-31 di PN Jakpus, Kamis (20/10). Jessica menyampaikan pembelaan atas jawaban JPU dengan agenda pembacaan duplik. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Hakim anggota dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin, Binsar Gultom, bertanya kepada terdakwa Jessica Kumala Wongso apakah dia menyesal dalam perkara ini. Namun Jessica menjawab tidak.

"Sebelum putusan ini dijatuhkan, mungkin ada hal yang akan saudara sampaikan secara jujur karena yang mengetahui kebenaran perilaku yang saudara lakukan atau yang menyelidiki hati saudara adalah sesungguhnya Tuhan dan saudara. Kami hanya bisa menilai, mempertimbangkan," kata hakim Binsar, di penghujung sidang ke-31 yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 20 Oktober 2016 kemarin.

"Apakah dalam perkara ini saudara merasa menyesal?" tanya dia seperti dikutip dari Antara.

"Terima kasih, Yang Mulia. Tidak, saya tidak menyesal karena saya tidak berbuat apa yang dituduhkan kepada saya," jawab Jessica.

Selengkapnya...

2. Wantimpres: Tipe Kepemimpinan Seperti Jokowi Tidak Banyak

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan keterangan pers terkait operasi tangkap tangan (OTT) pungutan liar (pungli) di Kemenhub, Jakarta, Selasa (11/10). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto menyatakan sikap sederhana Presiden Joko Widodo (Jokowi) seharusnya bisa ditiru oleh pejabat pusat dan daerah.

"Seorang Jokowi ini, pertama kali saya lihat bisa preteli keangkeran sebagai seorang presiden. Tukang becak saja bisa masuk ke rumahnya di Solo saat beliau menjabat Wali Kota," ujar Sidarto dalam diskusi "Menagih Nawacita: Evaluasi 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK" di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016.

Selanjutnya, kata Sidarto, contoh lain dari Jokowi yaitu, mantan Wali Kota Solo itu  juga tidak ingin membangun dinasti keluarga. Dia tidak berusaha angkat anaknya untuk terjun ke politik.

Ia pun menyinggung anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang memilih untuk terjun ke dunia bisnis kuliner dengan berjualan martabak Markobar, dari pada terjun ke politik.

"Kalau hobi anaknya jualan martabak ya martabak saja," ujar Sidarto seperti yang dilansir dari Antara.

Ia juga mengungkapkan sosok seperti Jokowi dibutuhkan sebagai contoh bagi generasi muda saat ini.

"Saya pernah berdua bicara dengan presiden, beliau sebut mengenai kepemimpinan seperti Tri Rismaharini di Surabaya dan Yoyok Riyo Sudibyo di Batang karena yang sederhana, jujur, dan cerdas seperti Jokowi itu tidak banyak," ucap Sidarto.

Selengkapnya...

3. Otto Minta Jokowi Jadikan Kasus Jessica Momentum Reformasi Hukum

Pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan memberikan pemaparan saat sidang lanjutan pembacaan pledoi di PN Jakarta Pusat, Rabu (12/10). Sebanyak 3.000 halaman nota pembelaan dibacakan oleh Jessica Wongso. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Tim Kuasa Hukum Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan mengharapkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadikan kasus Jessica sebagai momentum reformasi hukum.

"Tiga hari ini saya sering membaca berita di media massa dibicarakan tentang reformasi hukum, dikatakan ekonomi bagus tapi hukum dikritik," kata dia di penghujung sidang ke-31 itu, seperti dikutip Antara, Kamis 20 Oktober 2016.

"Bapak presiden, kami mohon dan juga mengusulkan jadikanlah kasus ini sebagai momentum untuk reformasi penegakan hukum, momentum reformasi hukum," sambung dia.

Sebelum kasus Jessica, Otto mengatakan, pernah ada kasus serupa. Pada saat itu pemerintah dengan cepat melakukan dan memenangkan momentum dengan membentuk lembaga baru bernama Peninjauan Kembali.

Otto berharap keberhasilan pemerintah dalam memenangkan momentum pada saat itu juga dapat terjadi pada kasus Jessica saat ini.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.