Sukses

Ahok di Antara Demo FPI dan Sophia Latjuba

Kata maaf Ahok dianggap tak cukup, ribuan demonstran akhirnya mendekat ke Balai Kota.

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan beberapa ormas perlahan mendekat ke kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Mereka datang dengan satu tujuan, ingin meminta Ahok bertanggung jawab atas pernyataannya mengutip ayat suci.

Pernyataan Ahok yang menyebut surat Almaidah ayat 51 dalam sebuah kunjungan kerja ke Kabupaten Kepulauan Seribu dianggap melukai hati sebagian golongan umat muslim. Kendati telah menyampaikan kata maaf, namun hal tersebut dianggap tak cukup.

Massa FPI dan ormas yang kecewa dengan Ahok menuntut Ahok segera diperiksa atas pernyataannya itu.

Usai salat Jumat di Masjid Istiqlal, massa penolak Ahok bertolak dari Istiqlal menuju Balai Kota DKI Jakarta untuk menggelar demo besar. Sepanjang perjalanan, mereka terus menyuarakan tuntutan agar Ahok ditangkap dan segera diproses hukum.

Massa yang mengenakan baju putih dengan berbagai atribut itu pun berbaris di belakang mobil komando. Sebagian dari mereka yang mengendarai sepeda motor sudah menunggu di depan Lapangan Banteng.

Petugas gabungan dari Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya mengawal pergerakan massa. Sebagian petugas berbaris di sisi jalan. Sedangkan, barisan massa dipandu petugas yang mengendarai sepeda motor.

Sejumlah Umat muslim membawa bendera saat melakukan aksi menuju Balai Kota Jakarta, Jumat (14/10). Mereka mendesak Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mundur. (Liputan6.com/Hemi Fithriansyah)

Sebelum jalan menuju Balai Kota DKI, Imam Besar FPI Rizieq Shihab mengingatkan massa untuk tidak mudah terprovokasi. Dia mengatakan, aksi ini murni untuk penegakan hukum, bukan soal Pilkada DKI Jakarta.

"Hati-hati provokasi. Kita ini bukan gerakan politik. Kita tidak ada hubungannya dengan Pilkada DKI. Ini murni penegakan hukum karena telah menistakan agama," ujar Rizieq di atas mobil komando. Dalam orasi tersebut, Rizieq juga meminta massa tidak berlaku anarkistis.

"Jangan anarkis. Pak polisi, tentara sudah mau periksa Ahok," Rizieq mengimbau demonstran yang membalasnya dengan takbir.

Tak hanya mendengar orasi, massa juga membawa beragam atribut demonstrasi seperti spanduk. Spanduk yang menghiasi jalannya aksi mayoritas berisi tuntutan terhadap Ahok. Dari yang isinya meminta Ahok mundur sebagai gubernur DKI, hingga menuntut Ahok segera dipenjara.

"Kami siap jihad, penjarakan Ahok" tulisan di salah spanduk yang digenggam oleh demonstran.

Sementara itu polisi mulai membuat pagar betis mengawal jalannya demonstrasi. 2.800 personel gabungan dari Polda Metro Jaya dan TNI diterjunkan mengamankan jalannya demonstrasi. Kendaraan taktis milik kepolisian disiagakan di sekitar Balai Kota.

Banyaknya demonstran dalam aksi tersebut membuat arus lalu lintas di sekitaran Monas ditutup. Jalan Ridwan Rais, baik dari Tugu Tani maupun dari arah kantor pusat Pertamina, sudah ditutup.

Begitu juga arus lalu lintas dari Jalan Medan Merdeka Selatan. Pengendara dari arah Monas terpaksa berhenti menunggu massa lewat di depan Stasiun Gambir. Transjakarta beserta kendaraan lain tak bisa berkutik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pesan Amien Rais dan Janji Tuntut Ahok

Tak hanya dihadiri oleh Habib Rizieq dan para petinggi FPI dan dan para ulama, demo akbar itu juga mendapat dukungan dari mantan Ketua MPR Amien Rais. Tanpa menunggu lama, pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyampaikan orasi di atas mobil komando FPI.

Dalam orasinya, Amien mengaku baru saja dari Yogyakarta menemui KH Hasyim Muzadi. Pada pembicaraan itu, Hasyim Muzadi menyampaikan tiga hal dalam Islam yang harus dijaga kesuciannya.

"Yang pertama, Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan Alquran," ujar Amien, Jumat 14 Oktober 2016.

Amien meminta kepolisian memproses hukum terkait laporan masyarakat terkait pernyataan Ahok yang mengundang kontroversi tersebut. "Pertama segera proses hukum Ahok. Proses hukum harus cepat berjalan," kata Amien.

Selain itu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu juga meminta Presiden Jokowi tidak ikut campur dalam proses hukum yang seharusnya berjalan dengan cepat.

Amien Rais muncul tengah massa demo Ahok (Liputan6.com/Doni)

"Tolong, Pak Jokowi dan Pak JK, polisi masih punya hati nurani. Segera proses hukum Ahok. Pak Jokowi, Ahok jangan dibela-bela," pungkas dia.

Janji Usut Ahok

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochammad Iriawan ikut berorasi di hadapan demonstran depan Balai Kota Jakarta. Dari atas mobil komando, Iriawan berterima kasih kepada massa aksi yang didominasi pengikut Front Pembela Islam (FPI) karena sudah tertib menyalurkan aspirasinya.

"Terima kasih massa tidak anarkis. Tertib meski massanya banyak," ujar Iriawan, Jumat 14 Oktober 2016.

Ia pun menyatakan, polisi siap menangani kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. "Ke depannya janji akan ada pemeriksaan Pak Gubernur," kata Iriawan. Mendengar hal tersebut massa aksi langsung bertakbir. "Allahu akbar!" teriak demonstran.

Rizieq kemudian memastikan para pengikutnya untuk mengawal dan memantau pemeriksaan Ahok. "Siap kawal polisi, siap dukung polisi, Allahu akbar," ujar Habib Rizieq.

Dia juga memastikan akan mendatangi kembali Bareskrim pekan depan untuk memastikan pemeriksaan terhadap Ahok. Bila Ahok tidak juga diperiksa, Rizieq mengancam akan kembali menggelar aksi unjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih besar.

"Minggu depannya lagi kita kembali rebut Balai Kota," cetus Rizieq.

3 dari 3 halaman

Ahok Terima Tamu Spesial

Demo besar yang berlangsung didepan Balai Kota tampaknya tidak menjadi hambatan bagi Ahok untuk tetap sibuk di ruang kerjanya. Mantan Bupati Belitung Timur itu tampak melaksanakan tugasnya sehari-hari sebagai Gubernur DKI.

"Karena banyak kerjaan," ujar Ahok saat ditanyakan hal itu di Balai Kota Jakarta, Jumat 14 Oktober 2016.

Di sela menjalankan tugasnya, Ahok bahkan sempat menerima kedatangan artis Sophia Latjuba yang telah didaulat menjadi juru bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta.

Lalu, yang dibicarakan Sophia Latjuba dan Ahok pada pertemuan tersebut?

Soal itu, Sophie sapaan akrab Sophia Latjuba, mengaku hanya berbicara santai.

"Pembicaraan santai sekali, makan siang. Sebagai jubir harus kenal lagi dengan Pak Ahok bagaimana kerjanya dan sebagai pribadi bagaimana orangnya gitu, jadi tadi hanya informal," ujar Sophie.

Sophia Latjuba usai bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Jumat (14/10/2016). (Delvira Chaerani Hutabarat/Liputan6.com)

Pada pertemuan santai dengan Ahok, Sophie mengaku tak banyak membahas strategi pemenangan. Melainkan, lebih pada pengenalan lebih jauh antara keduanya.

"Kita belum bahas sampai strategi, masih sangat informal, ketawa-ketawa. Karena ini kan network kecil, di mana kita harus mengenal. Pak Ahok harus lebih mengenal saya, dan saya lebih mengenal Pak Ahok. Kita harus sejalan, sehati," ujar Sophie.

Sedangkan program yang sempat dibahas pada pertemuan tadi adalah RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). "Contohnya RPTRA, kita lebih ke situ. Soalnya kan saya di Nasdem di bidang pendidikan," ucap Sophie.

Sophie pun menceritakan bagaimana dia langsung menyetujui ketika Partai Nasdem memintanya sebagai jubir Ahok. Ia mengaku saat itu baru satu bulan menjadi kader.

"Saya ditunjuk oleh Nasdem. Saya langsung bersedia. Karena dari dulu sudah mengikuti kerja Ahok dan saya mengikuti perkembangan Jakarta. Saya sangat puas sebagai warga negara," tandas Sophie.

Dalam kunjungannya itu, Sophie bahkan sempat berpose di kursi kerja Ahok. Sementara itu, Ahok terlihat berada di belakangnya dengan senyuman ramah sambil menyilangkan tangan ke belakang layaknya seorang ajudan.

"It's about to get serious," ujar @sophia_latjuba88 sebagai keterangan foto setelah mengunggah posenya itu di akun Instagram @sophia_latjuba88, Jumat 14/ Oktober 2016.

Taman Kota Rusak

Saat Ahok masih sibuk dengan kerjaannya, Demo FPI di depan Balai Kota masih berlangsung. Aksi tersebut akhirnya selesai dengan ditutup salat ashar berjamaah di jalan depan Balai Kota.

Kendati tak ada aksi anarkis, namun aksi tersebut meninggalkan kesan yang kurang mengenakkan. Para demonstran meninggalkan jejak berupa bunga dan taman yang layu serta patah karena terinjak-injak.

Bunga-bunga tampak berserakan karena diduduki dan diinjak-injak masa demonstran. Karena masa berjumlah ribuan, halaman dan jalanan di depan balai kota tak cukup menampung dan pendemo merangsek menduduki taman.

Kondisi tanaman yang rusak akibat unjuk rasa tuntut Ahok di depan gedung Balai Kota Jakarta, Jumat (14/10). Taman tersebut rusak akibat banyaknya pengunjuk rasa yang menginjak-injak serta duduk di atas tanaman. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menanggapi hal tersebut, Ahok mengaku kecewa karena taman yang telah susah payah dirawat Dinas Pertamanan hancur dalam hitungan jam. Ahok menyebut para pendemo tak pernah bertanggung jawab jika telah merusak fasos atau fasum.

"Makanya, mereka pada mau tanggung jawab enggak? Enggak pernah," ujar Ahok di Balai Kota.

Sementara itu, saat ditanya mengenai demo yang menuntutnya ke penjara atas tuduhan penistaan agama, Ahok menyebut tak mau ambil pusing karena dirinya sudah terbiasa didemo, apalagi dia sudah minta maaf.

"Sudah biasa kan orang demo. Dulu juga begitu. Waktu (saya) baru dilantik juga sama dulu didemo. GMJ (Gerakan Masyarakat Jakarta) kan? Dari dulu GMJ juga begitu setiap Jumat (demo). Sampai bosen akhirnya kan?" tandas Ahok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini