Sukses

Heboh Siang Bolong Tayangan Mesum Videotron

Menurut Ahok, seharusnya tak ada lagi iklan di reklame LED yang berdiri sendiri. LED hanya diizinkan menempel di gedung.

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang beda di tayangan video papan iklan LED atau videotron di Jalan Iskandarsyah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat 30 September kemarin.

Jika selama ini tayangan yang muncul adalah tampilan produk-produk iklan, kali ini video yang muncul adalah sebuah rekaman mesum wanita tengah bercinta dengan seorang pria.

Sontak, tayangan cabul itu membuat heboh warga yang melintas di kawasan tersebut. Di tengah kemacetan, terlihat sejumlah warga tampak mengabadikan tayangan tak senonoh itu.

Ada pula warga yang panik dengan munculnya tayangan itu. Marwani, seorang sopir yang melintasi papan iklan itu mengaku panik. Sebab, ia tengah membawa anak majikannya yang masih SMP.

"Saya sudah panik duluan, soalnya di sebelah saya anak si bos. Saya sehabis jemput dia dari sekolahnya. Begitu saya lewat, saya kelabakan, bingung bagaimana mengalihkannya," ungkap dia, Jumat 30 September 2016.

Karena panik, Marwani akhirnya memberanikan diri untuk sedikit kasar kepada anak sang majikan.

"Saya pertama kali saja nih lancang sama anak majikan. Saya piting lehernya, biar dia nunduk, pakai tangan kiri. Saya nyetir satu tangan, langsung putar balik. Mau maju kondisi macet, pada dipelanin nyetirnya. Padahal saya mau ke arah Lebak Bulus, namanya panik, ya sudah saya putar balik saja," beber dia.

Kepala Suku Dinas Komunikasi, Informasi, dan Kehumasan (Kominfomas) Jakarta Selatan, Lestari Ady Wiryono mengungkap, bocornya video mesum dalam papan iklan LED itu terjadi pada Jumat 30 September 2016.

"Benar, kami juga sudah terima itu laporannya," ujar Lestari saat dihubungi Liputan6.com.

Nurwandi, saksi mata menyatakan, video itu muncul tak lama setelah salat Jumat atau sekitar pukul 13.00 WIB.

"Video itu muncul pas orang-orang sehabis Jumatan," kata warga sekitar, Nurwandi, Jumat 30 September 2016.

Pedagang rokok yang biasa berjualan dekat papan iklan LED itu mengatakan, video mesum tersebut sempat tayang cukup lama. "Sekitar 20 menitan," ujar dia.

Kepala Dinas Kominfo DKI menyatakan, pengawasan iklan reklame LED di DKI ada di bawah Dinas Pajak. "Ada di Dinas Pajak," ujar Kadis Kominfo, Dian Ekowati, saat dihubungi, Jumat 30 September 2016.

Sementara, Kepala Suku Dinas Pajak Jakarta Selatan Johari mengatakan, pengoperasian videotron di Jalan Prapanca tersebut sepenuhnya berada di bawah pemilik PT TAJ yang disub ke PT Mp.

"LED itu pengoperasiannya langsung dari perusahaannya," ujar Johari.

Johari menyebut pihaknya langsung mematikan LED tersebut tak lama setelah laporan. Selain itu, dia sudah menghubungi pihak perusahaan, tetapi belum ada jawaban. "Penyelenggara reklame ditelepon tidak diangkat," ucap Johari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Polisi Langsung Bergerak

Polisi langsung bergerak menyelidiki video mesum di papan iklan LED atau videotron yang menghebohkan warga.

Tak lama setelah kejadian, polisi mendatangi kantor PT Transito Adiman yang bermarkas di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Barat. Posisi gedung PT Transito Adiman sendiri terdapat di gedung bagian belakang Gedung Kompas Gramedia.

PT Transito merupakan perusahaan yang mengelola tayangan videotron di lokasi tersebut.

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan, polisi menyita satu buah central processing unit (CPU) di kantor tersebut.

"Kasusnya ditangani cyber crime Polda ya. Tadi saya ikut ke dalam untuk mengamankan. Tadi kita bawa satu CPU yang ada di kantor di Palmerah," kata AKBP Hendy saat berbincang melalui sambungan telepon di Jakarta, Jumat 30 September 2016 malam.

Selain CPU, polisi juga sudah mengamankan router. Namun dia tak menjelaskan lebih detail terkait router yang disita. Router adalah alat untuk mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan.

"Tadi juga ada router yang diambil. Ya itu kedua barang itu diperiksa cyber crime dulu. Tadi itu kita geser (keluar gedung) jam 21.00 WIB tadi lah," tambah Hendy.

Kasubdit Cyber Crime Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu menyatakan, pihaknya saat ini tengah uji forensik terkait tayangan video mesum tersebut.

Polisi mengaku belum dapat menyampaikan informasi detail soal langkah-langkah pemeriksaan uji forensik yang tengah dilakukan.

"Ini kita uji forensik dulu ya. Iya nanti dulu. Ini sekarang sedang berlangsung uji forensiknya," kata AKBP Roberto Pasaribu di Jakarta, Jumat malam, 30 September.

"Kita belum bisa simpulkan. Masih nanti dulu, ini baru kita uji. Soal apa saja yang dibawa tadi juga masih kita pelajari dulu. Nunggu hasil uji forensik dulu ya," AKBP Roberto menjelaskan.

Selain uji forensik, Polda Metro Jaya juga memeriksa jajaran direksi PT Transito Adiman Jati.

"Pagi tadi kami panggil direksi PT Transito Adiman Jati untuk diperiksa‎," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu 1 Oktober 2016.

Awi menjelaskan, selain jajaran direksi PT Transito Adiman Jati, polisi juga memeriksa delapan orang admin papan iklan LED. Dua orang di antaranya melihat langsung kejadian bocornya video tidak senonoh yang mereka kelola.

"‎Kami sudah datangi vendor PT Transito Adiman Jati. Kami periksa delapan admin. Ada dua saksi yang melihat langsung kejadian itu," ucap Awi.

3 dari 4 halaman

Mengaku Diretas

Widi Krastawan, juru bicara PT Transito Adiman Jati mengatakan, munculnya tayangan video mesum di papan iklan LED atau videotron, mengagetkan pihaknya.

Perusahaan tidak menyangka videotron yang dikelola justru menyajikan video mesum di siang bolong.

"Ini di luar dugaan. Tentu problem buat kita. Kita juga sudah melaporkan ke polisi," ucap Widi di kantornya, Gedung Kompas-Gramedia kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Jumat malam, 30 September 2016.

Dia melanjutkan, saat ini beberapa pekerja dari perusahaannya sudah dimintai keterangan oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Widi meyakini jika apa yang terjadi pada papan iklan LED atau videotron di kawasan Jalan Pangeran Antasari itu adalah perbuatan orang luar. Artinya, tidak ada kaitannya dengan para petugas, pekerjanya atau perusahaan itu sendiri.

"Saat ini teman-teman sudah berada di Polda (Metro Jaya). Kita ingin segera terlacak karena kami meyakini ini bukan ulah kita. Istilahnya di-hack (diretas), yang saat ini sedang dicari pihak cyber crime. Tadi teman-teman lihat polisi bawa 1 CPU untuk melacak," Widi membeberkan.

"Karena diduga tersebarnya video dari kantor ini ke TKP (tempat kejadian perkara) melalui jaringan internet. Saya berharap bukan dari kita. Kita yakin integritas kawan-kawan Transito tinggi," dia menambahkan.

4 dari 4 halaman

Reaksi Ahok-Djarot

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok langsung bereaksi atas insiden video mesum bocor di papan iklan.

Menurut Ahok, seharusnya tak ada lagi iklan di reklame LED yang berdiri sendiri. Sebab, LED hanya akan diizinkan menempel di gedung.

Ahok pun memerintahkan reklame yang menayangkan video mesum dan reklame LED lain yang tidak menempel gedung untuk segera dibongkar.

"Kita kan sudah sepakat tidak ada iklan di billboard ataupun videotron. Kita semua mau pakai LED ditempel di gedung. Jadi semua itu bongkar saja saya bilang. Izinnya berhenti gitu kok, pajaknya sampai bulan depan," ucap Ahok.

Ahok menyebut kasus video mesum bocor di videotron adalah kelalaian Dinas Pajak. Dia pun memerintahkan tak boleh lagi reklame itu memasang iklan apa pun.

"Izinnya (reklame video mesum) tahun 2010 kalau enggak salah. Jadi mereka ini konyol. Saya sudah panggil Dinas Pajak, kalau orang enggak punya izin jangan terima pajaknya, ya bongkar," Ahok menegaskan.

Dia mengaku belum mengambil langkah apa pun terkait video mesum ini.

"Kita tunggu hasil dari polisi," ujar Ahok usai upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Kompleks Monumen P‎ancasila Sakti, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu 1 Oktober 2016.

Ahok mengaku sudah membahas soal video mesum ini dengan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan. Kata Ahok, Polda Metro Jaya sudah membentuk tim ‎untuk menelusuri munculnya video porno di papan iklan videotron tersebut.

"Saya sudah ngobrol terus dengan Pak Kapolda. Kapolda membuat tim untuk menelusuri itu. Kita tunggu hasil penelusuran polisi‎," ujar dia.

Eks Bupati Belitung Timur itu menambahkan, sebetulnya Pemerintah Provinsi DKI sudah melarang iklan videotron. Oleh karena itu, nantinya semua iklan dengan videotron akan dibongkar dan diganti dengan LED TV yang menempel pada tembok gedung.

"Sebenarnya videotron di Jakarta sudah tidak boleh. Yang kita minta itu adalah TV LED tempel ke dinding. Jadi semua videotron yang model-model billboard itu akan kami bongkar," ujar Ahok.‎

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku tak percaya jawaban perusahaan iklan yang menyebut video mesum adalah ulah peretas atau hacker.

"Kalau di-hack, siapa yang hack, siapa yang memasukkan. Itu tidak di-hack, itu masuk (tayang) manual," ujar Djarot di KPU DKI Jakarta, Salemba, Sabtu 1 Oktober 2016.

Menurut Djarot, munculnya tayangan tidak senonoh di jalanan itu pasti karena ada unsur kesengajaan. "Ini disengaja. Saya ingin tahu, apa (motifnya)," ucap dia.

Djarot menegaskan, pihaknya sangat marah dengan peristiwa tersebut. Pemprov DKI Jakarta menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap siapa pelaku yang menayangkan video mesum di layar selebar 24 meter itu.

"Pasti pelakunya ketahuan, siapa pengelolanya, siapa adminnya. Kan, tidak mungkin barang gaib yang memasukkan itu di videotron," kata dia.

Djarot curiga ada motif tertentu, sehingga video itu disebarkan pada Jumat usai umat muslim menunaikan ibadah salat Jumat.

"Pertanyaan saya, apa motifnya? Mengapa baru sekarang? Mengapa itu dimunculkan pada hari Jumat, ketika kami umat muslim setelah menunaikan ibadah salat Jumat. Motif seperti inilah harus bisa diungkap. Kemudian siapa yang ada di balik, di belakang itu, apa inisiatif dia pribadi. Kenapa baru sekarang terjadi di videotron di ruang publik," papar Djarot.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini