Sukses

Bayi Tanpa Tempurung di Bogor Meninggal

Bayi malang ini dilahirkan secara cesar di RSUD Cibinong pada 7 September 2016.

Liputan6.com, Bogor - Bayi yang lahir tanpa tempurung kepala asal Kampung Cijujung RT 4/13, Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor akhirnya meninggal dunia.

Anak pasangan Hendra Herdiana (35) dan Tati Sumiyati (33), meninggal setelah dirawat intensif selama 22 hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor.

"Hari Minggu kemarin sekitar jam 3.30 sore meninggal dunia," kata Hendra saat dihubungi, Senin 19 September 2016.

Menurut dia, selama ini dokter dan paramedis sudah berupaya memberikan perawatan, namun menurut dokter peluang hidup bayi dengan kasus seperti ini memang sangat kecil.

"Sebelumnya pihak dokter sudah menyatakan kalau peluang hidup anak saya sangat kecil. Jadi saya cuma bisa pasrah saja," tutur Hendra.

Jenazahnya bayi yang diberi nama Karim Maulana sudah dimakamkan berdampingan pusara kedua kakaknya pada Minggu malam.

Bayi malang ini dilahirkan secara caesar di RSUD Cibinong pada 7 September 2016. Saat lahir, bayi laki-laki ini memiliki berat badan hanya 2,8 kilogram dan panjang 40,5 sentimeter dalam usia kandungan delapan 38 minggu atau sekitar sembilan bulan.

"Sejak Sabtu kondisinya memang terus menurun," ujar Hendra.

Hendra mengaku pasrah dan ikhlas atas kepergian anak pertamanya itu.

"Saya cuma bisa ikhlas menghadapi semua ini, mungkin sudah kehendak yang maha kuasa atas anak saya ini," kata Hendra yang mengaku sudah ditinggal pergi ketiga anaknya menghadap sang khalik.

Sebelumnya, seorang bayi dilahirkan tanpa tempurung kepala di RSUD Kabupaten Bogor pada 7 September 2016 sekitar pukul 17.30 WIB.

Bayi ini sama sekali tidak memiliki tempurung seukuran sekitar setengah lingkaran pada bagian atas kepalanya hingga otaknya terlihat jelas.

Meski terbuka, otaknya masih tertutup selaput otak (meninge) namun sangat rentan terkena infeksi dari udara luar meski ditempatkan dalam inkubator.

Pihak dokter RSUD Cibinong menyebut bayi tersebut mengidap enencephaly. Pihak dokter juga menyatakan peluang hidup bayi dengan kasus seperti ini memang sangat kecil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini