Sukses

Nelayan Keluhkan Pencemaran Laut

Hampir setiap hari warga menemukan puluhan ikan mati di Pelabuhan Muara Angke, Jakut. Para nelayan mengeluhkan kondisi ini karena mengurangi jumlah ikan yang ditangkap.

Liputan6.com, Jakarta: Para nelayan mengeluhkan pencemaran laut di Jakarta, khususnya kawasan Muara Angke, Jakarta Utara. Air laut yang semula cokelat berubah hitam karena bercampur dengan sampah domestik dan industri. Kondisi ini mengakibatkan hasil tangkapan ikan tak lagi banyak. Kalau pun ada, ikannya berkualitas buruk. "Sepi gak ada yang dapat ikan," ujar Karmi, nelayan Muara Angke, Sabtu (23/1).

Kondisi diperparah dengan pembuangan limbah industri ke sungai. Data menunjukkan hanya 10 persen dari 200 perusahaan industri di Jakarta yang memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang layak. Celakanya limbah menyisakan zat-zat kimia berbahaya yang berpotensi mencemari 13 sungai di ibu kota.

Penelitian Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta, kadar pencemaran di laut Jakarta sudah tercemar berat dan dalam kondisi kronis. "Karena memang teluk Jakarta itu tempat bermuaranya 13 sungai. Sementara 13 sungai itu semua tercemar berat," jelas Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Peni Susanti.

Kawasan perairan teluk Jakarta dalam status eutrofik atau dapat meledak sewaktu-waktu. Wilayah daratan Jakarta diprediksi terus berkurang. Ini mengingat permukaan air laut di teluk Jakarta naik 57 mm per tahun. Jakarta berada di garis depan yang rentan perubahan iklim.(AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini