Sukses

Banjir, Jalur Jateng-Jabar Lumpuh

Hujan deras yang terus mengguyur Banyumas, Jawa Tengah mengakibatkan banjir di ruas jalan utama yang menghubungkan Jateng dan Jawa Barat. Jalur utama dari arah Yogyakarta ke Bandung dan sebaliknya lumpuh selama lima jam lebih.

Liputan6.com, Banyumas: Ruas jalan yang menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat, Selasa (19/1), dini hari terendam. Banjir terjadi setelah hujan deras terus menerus mengguyur wilayah Banyumas. Selain hujan, banjir juga disebabkan meluapnya Sungai Ciaur di Desa Lumbir, Banyumas.

Akibat banjir, ratusan kendaraan dari dua arah tak bisa melintasi jalan tersebut. Antrean kendaraan mencapai hampir sepuluh kilometer. Beberapa truk yang mencoba melintas mogok karena bagian mesin kendaraan terendam. Seorang pengguna jalan yang hendak melintas di jalur itu, mengaku sudah antre selama lebih dari lima jam.

Selain merendam dan melumpuhkan jalan raya, banjir juga mengakibatkan satu unit rumah warga rusak berat karena tergerus air. Beberapa bagian rumah jebol tak kuat menahan derasnya air. Karena takut banjir susulan, pemilik rumah mengungsi ke tempat aman. Saat ini genangan air yang sebelumnya mencapai setengah meter berangsur surut dan sudah bisa dilalui kendaraan. Namun para pengguna kendaraan harus hati-hati karena jalan licin.

Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, cuaca yang terus memburuk selama dua pekan terakhir melumpuhkan pelayaran di pelabuhan barang dan penumpang. Sedikitnya 300 penumpang kapal Pelni tujuan Alor-Ende-Makassar menumpuk di ruang tunggu Pelabuhan Tenau Kupang sejak Ahad silam. Kapal tak bisa berangkat karena membahayakan penumpang. Selain penumpang, puluhan kendaraan juga antre diberangkatkan. Kegiatan bongkar-muat kapal lumpuh total.

Sementara itu, warga korban banjir di Desa Ngantru, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, enggan mengungsi meski ketinggian air meningkat. Mereka tetap bertahan untuk menghemat uang. Selain irit biaya, mereka juga merasa sudah terbiasa dengan banjir yang terjadi tiap tahun. Saat ini warga hanya mengandalkan bantuan dari pemberian kepala desa setempat. Sedangkan bantuan dari pemerintah belum pernah ada [baca: Terkendala Biaya Warga Enggan Mengungsi].(IAN/YNI)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini