Sukses

IPB Kerahkan Tim Pantau Penyembelihan Hewan Kurban di Jabodetabek

Tim pemeriksa kurban mulai diterjunkan ke masyarakat pada saat H-3 Idul Adha, hingga pelaksanaan pemotongan.

Liputan6.com, Bogor - Institut Pertanian Bogor (IPB) menyiapkan tim pemantau dan tim penyuluh terhadap hewan kurban di wilayah Jabodetabek. Sebanyak 735 orang terdiri dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB ini, akan disebar ke setiap pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan petugas penyembelih hewan kurban saat Hari Raya Idul Adha.

"Tahun ini kami kembali dipercaya untuk memantau dan memeriksa kesehatan hewan yang akan disembelih untuk kurban," kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH-IPB) Srihadi Agungpriyono, Rabu (7/9/2026).

Selain memeriksa kesehatan hewan kurban, mahasiswa tingkat akhir kedokteran hewan juga menjadi penyuluh bagaimana tata cara penyembelihan hewan kurban yang baik dan benar di Jabodetabek.

"Semua petugas DKM akan diberi penyuluhan mengenai ciri, umur, dan jenis hewan kurban, hingga tata cara penyembelihan hewan sesuai dengan syariat Islam," ujar dia.

Penangung Jawab Petugas Tim Pemantau Kurban FKH IPB, drh Ardilasunu Wicaksono Msi menambahkan, IPB sudah bekerjasama dengan pemerintah daerah di Jabodetabek untuk memantau penyembelihan kurban.

Ia menyebutkan, jumlah petugas pemantau antara lain di wilayah DKI Jakarta 300 orang, Kota Bogor 170 orang, Kabupaten Bogor 100 orang, Kota Depok 70 orang, dan Bekasi 130 orang.

"Semua mahasiswa kedokteran hewan yang sudah memiliki kemampuan. Meski begitu, 670 orang mahasiswa tetap didampingi oleh 65 orang dosen. Jadi totalnya ada 753 orang," kata Ardilasunu.

Pedagang memberikan tanda pada hewan kurbannya di salah satu TPU di Jakarta, Senin (5/9). Menjelang Hari Raya Idul Adha 1437 H, pedagang hewan ini memanfaatkan lahan kuburan untuk berjualan karena terbatasnya lahan di Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tim pemeriksa kurban mulai diterjunkan ke masyarakat pada saat H-3 Idul Adha, hingga pelaksanaan pemotongan. Tim akan mengecek layak atau tidaknya hewan untuk dijadikan kurban. Karena setidaknya hewan kurban harus memenuhi unsur kesehatan dan kesejahteraan.

Misalnya, sudah cukup umur, yaitu kurang lebih 2 tahun, kondisi tidak sakit dan lainnya. Menurut dia, ini sangat penting untuk melindungi masyarakat yang akan mengonsumsinya, sekaligus demi keabsahan dalam berkurban.

"Untuk tahu hewan itu sudah cukup umur atau tidak, bisa dilihat dari kondisi dua gigi kelinci bagian depan sudah tanggal atau belum. Untuk melihat kesehatan hewan dapat diperhatikan juga dari mata, alat kelamin, kotoran, air liur, dan kelincahan hewan yang akan dikurbankan," terang Ardilasunu.

Menurut dia, tugas dari tim yang kami terjunkan ke masyarakat ini juga bersama petugas dinas dan instansi terkait yang akan memeriksa terlebih dahulu kesehatan hewan hingga memeriksa daging hewan kurban yang disembelih sebelum didistribusikan ke masyarakat.

"Hewan yang akan disembelih tidak boleh dalam keadaan stres. Jika stres akan lama mati setelah disembelih," ucap Ardilasunu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini