Sukses

Redam Kekacauan Haiti, AS Segera Tambah Pasukan

Penjarahan dan tindak kekerasan yang terjadi di ibu kota Haiti, membuat pasukan bersenjata Amerika Serikat diharapkan datang untuk membantu memulihkan ketertiban umum.

Liputan6.com, Port-au-Prince: Sekitar 10.000 tentara tambahan Amerika Serikat dijadwalkan tiba di Haiti. Mereka akan membantu memulihkan ketertiban umum, menyusul aksi penjarahan dan kekerasan oleh para korban gempa. Demikian dirilis Telegraph, Senin (18/1).

Kekacauan dan ketakutan yang merajalela di sepanjang jalanan ibu kota Haiti dipicu tersendatnya bantuan makanan, air, dan obat-obatan. Bahkan, seorang laki-laki berusia sekitar 30 tahun tewas setelah sebuah peluru bersarang di kepalanya. Ia hendak merampok barang di dalam Hyppolite Marche.

Penduduk di kawasan Delmas, Port-au-Prince, menangkap dua tersangka perampok. Mereka kemudian menyiksanya hingga tewas. Sedangkan sekelompok preman di Boulevard Jean-Jacques Dessalines, menjarah toko-toko sambil menutupi wajah mereka dan membawa sebuah parang. Meskipun kalah jumlah, aparat keamanan tetap mencoba membubarkan kekerasan.

Pasukan bersenjata dari AS diharapkan datang meredam situasi panas yang melanda kota tersebut. Tapi belum diketahui kapan mereka akan tiba. Kanada juga telah berjanji akan mengirimkan 1.000 tentaranya untuk mendukung upaya bantuan. Sebelumnya, 500 prajurit sudah berada di sana.

Pihak Medecins Sans Frontieres (MSF) mengatakan sebuah pesawat kargo yang berfasilitas rumah sakit dengan kapasitas 100 pasien dilarang mendarat dan harus segera kembali ke Republik Dominika. Alain Joyandet, Menteri Perhubungan Prancis, memprotes pemerintah Washington DC perihal manajemen militer AS yang berada di bandara. Terutama, setelah penerbangan bantuan mereka dilarang mendarat.

Saat ini, sejumlah personel Angkatan Darat AS sedang bekerja membuat pos bencana di Haiti. Pos ini akan melancarkan aliran bantuan. Sejauh ini landasan helikopter telah dibuat untuk mendistribusikan persediaan. Pihak AD AS pun telah memberikan bantuan lebih dari 70.000 botol air dan 130.000 jatah makanan.

Namun, sebuah laporan menyebutkan, sekelompok korban gempa baku hantam di antara mereka untuk memperebutkan paket bantuan makanan yang jatuh dari helikopter. Bahkan, beberapa di antara mereka tampak saling serang dengan senjata tajam. Adapun pemerintah Haiti memperkirakan saat ini sekitar 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.(RST/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini