Sukses

Kerupuk Rumput Laut Khas Bali

Warga Desa Kutuh, Badung, Bali, mengolah rumput laut menjadi kerupuk. Produk lokal ini bisa bersaing dengan makanan impor jika para pembuatnya diberikan modal yang cukup.

Liputan6.com, Badung: Para petani wanita rumput laut di Desa Kutuh, Badung, Bali, baru-baru ini, membuat produk krupuk dari bahan rumput laut. Langkah tersebut terus digalakkan seiring dengan mulai berlakunya pasar bebas di kawasan Asia.

Kawasan pesisir pantai Desa Kutuh memang dikenal sebagai sentra pembudidayaan rumput laut. Sejak dulu, warga sekitar menjual rumput laut kering ke pabrik dengan harga Rp 8.000 perkilogram. Namun sekitar 2008, mereka mulai berinisiatif mengolah rumput laut menjadi kerupuk.

Cara membuat kerupuk rumput laut tidak begitu sulit. Cukup campurkan tepung kanji, bawang putih, kunyit, telur, ketumbar, dan garam. Sementara rumput laut dibersihkan dan dimasak. Selanjutnya dicampur menjadi adonan dengan cara diblender. Bahan adonan kemudian dikukus hingga matang. Barulah bisa dipotong dan dikeringkan hingga menjadi kerupuk siap jual.

Penganan khas Bali ini biasa dijual seharga Rp 25 ribu perkilogram. Dalam sebulan saja, para pembuat mampu memproduksi 60 kilogram. Sayangnya, meski sudah ada 10 produk makanan olahan rumput laut, kendala modal masih menjadi momok bagi mereka untuk bersaing dengan produk impor. Harapan para produsennya, pemerintah mengakomodir pengadaan modal dan sertifikasi produk mereka.(OMI/AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini