Sukses

Ketua DPR: Sekolah Parlemen Sama dengan Kampus Umum

Sementara sekolah parlemen ini tidak memerlukan banyak dosen sehingga tak memerlukan dana yang relatif banyak.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan, idenya untuk membuat sekolah parlemen tidak akan tumpang tindih dengan pendidikan yang diberikan oleh partai politik. Ia yakin kalau setiap parpol pasti memiliki pola sendiri untuk mendapatkan kader dengan kualitas yang baik.

"Yang penting itu ketegasan dalam pola rekrutmen dan sistem rekrutmen yang baik. Sistem rekrutmen itu hanya meliputi dari unsur, kelompok masyarakat artis, tentara, polisi, akademisi, aktivis, itu kan harus beragam, dari birokrasi, pensiunan, ya dari lembaga swadaya masyarakat," ungkap pria yang karib disapa Akom ini di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (29/8/2016).

Namun, kata dia, setelah calon anggota legislatif meskipun memiliki elektabilitas tinggi, tapi ketika masuk ke parlemen tetap memerlukan pendidikan. Pendidikan parlemen itu, kata Akom hanya bisa diberikan oleh orang yang sudah cukup lama di DPR.

"Tidak semua anggota partai politik dan pengurus partai politik, anggota DPR kan, belum tentu mengerti juga," kata dia.

Akom ingin agar sekolah parlemen itu sama dengan kampus pada umumnya. "Ya nanti di sana, pokoknya harus seperti kampus yang pada umumnya. Selama ini kan Wisma Kopo, jadi seperti kampus pada umumnya, sekarang sudah oke sebagai wisma, kita alih fungsikan," papar Akom.

Sementara sekolah parlemen ini tidak memerlukan banyak dosen sehingga tak memerlukan dana yang relatif banyak.

"Jadi dengan biaya yang sangat minim kita ingin meningkatkan kualitas anggota dewan, sekarang maupun akan datang," jelas Akom.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.