Sukses

Batik di Mata Peneliti dari Negeri Sakura

Menurut Profesor Masakatsu Tozu, batik telah menjadi pemersatu dan identitas Indonesia. Ia menilai batik memiliki keunggulan dibandingkan tekstil dari negara Asia lain.

Liputan6.com, Jakarta: Batik kini bukan hanya milik Indonesia. Namun, batik sudah menjadi warisan budaya dunia, seperti sudah disahkan UNESCO, Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Keragaman dan keindahan batik memang menjadi magnet bagi para pecinta seni, Profesor Masakatsu Tozu, misalnya. Wakil Dekan Fakultas Ilmu Politik dan Ekonomi Universitas Kokushikan Tokyo, Jepang, itu mengaku jatuh cinta kepada batik sejak 1970-an saat mempelajari gagasan politik Presiden Soekarno.

Hampir 40 tahun meneliti batik, Tozu menemukan batik telah menjadi pemersatu dan identitas Indonesia. Menurut pria kelahiran Kyoto, Jepang, ini dibandingkan dengan tekstil dari negara Asia lain. batik memiliki banyak keunggulan. "Batik itu mempunyai sejarah, fisosofi, dan lain sebagainya," kata Tozu, baru-baru ini, dalam sebuah pameran batik di Jakarta.

Penelitian terhadap batik dan kain tradisional Indonesia membuat tozu keliling dunia untuk berbicara tentang keragaman serta keindahan batik. Ia berbagi ilmu dengan para pecinta kain, termasuk menulis buku tentang batik.

Kecintaan Tozu pada batik tidak hanya dalam bentuk penelitian, tapi juga mengkoleksi sekitar 4.000 helai batik Nusantara.
Bila masyarakat Indonesia mencintai batik dan mengenakannya serta tak beralih pada pakaian modern, Tozu yakin batik akan lestari.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini