Sukses


Oesman Sapta: Jadilah Pemimpin yang Amanah

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menghadiri halal bi halal Ormas Islam dan Paguyuban se-Kalimantan Barat di Rumah Melayu, Pontianak.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menghadiri halal bi halal Ormas Islam dan Paguyuban se-Kalimantan Barat di Rumah Melayu, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat malam (5/8/2016). Tema halal bi halal ini adalah "Satukan Hati Pererat Persatuan Ummat Meraih Kemenangan".

Halal bi Halal ini dihadiri antara lain Walikota Pontianak, anggota DPR dan DPD dari Kalimantan Barat, paguyuban Sunda, paguyuban Banten, paguyuban Sumatera Barat, Ormas Islam NU dan Muhammadiyah, MUI, HMI, PMII, KAHMI, Laskar Pembela Islam, Front Pembela Islam dan lainnya.

Dalam sambutannya Oesman Sapta mengatakan umat Islam adalah mayoritas di Indonesia. Meski mayoritas, pemimpin Islam melindungi kelompok agama lainnya. "Nabi sudah mencontohkan ketika membentuk masyarakat di Madinah yang dikenal dengan masyarakat Madani. Nabi melindungi kelompok agama minoritas," katanya.

Apa yang bisa dilakukan, kata Oesman Sapta, adalah berbuat untuk masyarakat Islam yang mayoritas. "Sekarang kita mencari pemimpin yang mensejahterakan rakyatnya, bukan pemimpin yang tidak mensejahterakan rakyat," sambung Oso, Oesman Sapta biasa disapa.

Kalimantan Barat, menurut Oso, memiliki sumber daya manusia yang luar biasa. Karena itu sudah saatnya Kalimantan Barat bangkit mengejar daerah lainnya yang sudah maju. "Untuk itu kita membutuhkan pemimpin yang amanah. Jadilah pemimpin yang amanah," tegasnya.

Usai halal bi halal, kepada pers, Oso mengatakan umat Islam juga harus mempunyai komitmen atas bangsa ini yaitu komitmen terhadap Empat Pilar (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika). "Di sini ormas-ormas Islam hadir. Jadi kita mengajak supaya mereka bersatu. Dan memilih pemimpin yang memakmurkan rakyat," papar Oso.

Dengan halal bi halal ini Oso berharap bisa mencegah terjadinya peristiwa di Tanjung Balai beberapa waktu lalu. "Dulu di Kalbar sudah terjadi peristiwa yang lebih parah dari Tanjung Balai. Kita tidak mau peristiwa itu terjadi lagi dan jangan ada provokasi. Antar umat beragama harus saling menghargai dan menghormati," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini