Sukses

Destinasi: Keindahan Pulau Morotai di Bibir Pantai Pasifik

Pulau Morotai salah satu pulau paling utara di Indonesia, jadi saksi bisu kesengitan perang dunia 2.

Liputan6.com, Maluku Utara - Jelang hari kemerdekaan, tim Destinasi menelusuri jejak historis Perang Dunia II di Pulau Morotai. Perjalanan dimulai di ujung utara Provinsi Maluku Utara, yakni Pulau Morotai. Siapa sangka, pulau ini adalah salah satu pulau paling utara di Indonesia, pernah menjadi saksi bisu kesengitan Perang Dunia II.

Pulau ini merupakan basis militer Jepang untuk menguasai Indonesia, Filipina dan sebagian Malaysia hingga direbut sekutu pada tahun 1944. Jejak-jejak sejarahnya tersebar di sejumlah sudut kota.

Di Museum Perang Dunia II di Morotai, misalnya. Di sana, kepingan-kepingan sejarah PD II di Bumi Morotai tersusun secara rapi. Kala itu, posisi Morotai yang strategis dimanfaatkan sekutu untuk merebut kembali Filipina dari Jepang.

Sejumlah peninggalan perang mulai dari senjata, peluru, peralatan sandi hingga perlengkapan makan dan minum prajurit bisa kita temui di museum ini.

Ada pula monumen Trikora di Desa Wawama. Dibangun untuk mengenang sejarah perjuangan tentara Indonesia dalam Operasi Trikora membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda.

Selain itu, tersimpan bangkai tank amfibi di Desa Gotalamo. Tank jenis LTV 2 ini merupakan peninggalan tentara sekutu. Sayangnya kondisi saat ini lebih didominasi karat.

Sejarah lain juga terkenang dalam Monumen Teruo Nakamura. Prasasti ini mengisahkan Nakamura, prajurit Jepang yang menolak menyerah kepada sekutu dan memilih bersembunyi hingga PD II berakhir.

Objek wisata sejarah lainnya adalah wisata air kaca yang merupakan sumber mata air vital bagi pasukan Amerika Serikat. Dulunya air di sini sangat bening dan sering digunakan sebagai tempat permandian Jenderal Douglas MacArthur, pemimpin pasukan sekutu kawasan Asia Pasifik.

Dari Kota Daruba, saya menuju ke Pulau Zum-Zum. Hanya 15 menit perjalanan menggunakan speedboat.

Panas memang, tapi tidak menyurutkan semangat saya melihat pulau yang juga dikenal sebagai MacArthur Island ini. Dinamakan demikian karena pada masa Perang Dunia II, sang jenderal pernah menetap di pulau ini. Untuk mengenangnya, berdiri Monumen MacArthur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.