Sukses

Pengusaha Kabur ke Amerika, Ratusan Buruh di Bogor Telantar

Para buruh mengaku sudah tidak punya uang sama sekali, karena tunjangan hari raya (THR) dan gaji belum dibayarkan perusahaan.

Liputan6.com, Bogor - Nasib 400 buruh PT Kuta Beach Wear terkatung-katung, setelah pemilik perusahaan menghilang dari Bogor, Jawa Barat dan tidak membayarkan hak-hak para pekerja. Kebutuhan sehari-hari mereka bersama keluarganya pun kini semakin terancam.

"Kami tidak tahu lagi harus bagaimana, bingung nyari buat kebutuhan sehari-hari," kata salah seorang pekerja, Fahrul Rozi, Jumat (5/8/2016).

Menurut Fahrul, pengurus serikat pekerja sudah mendatangi Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Bogor pekan lalu, dan para pekerja diminta bersabar karena dinas terkait sedang mencari pemilik perusahaan garmen itu.

"Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya," kata dia.

Senada dengan Sanih, pekerja lain mengaku sudah tidak punya uang sama sekali, karena tunjangan hari raya (THR) dan gaji belum dibayarkan perusahaan. Padahal, banyak kebutuhan yang harus ditanggung oleh ibu tiga anak ini.

"Suami cuma bekerja serabutan. Belum lagi harus bayar sewa kontrakan. Saya tidak bisa terbayang kalau diusir, mau tidur di mana. Uang tidak ada," kata karyawati yang sudah 8 tahun bekerja di perusahaan berlokasi di Jalan Padat Karya Bojong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Bogor, Yous Sudrajat, mengaku sudah beberapa kali berupaya melakukan mediasi antara pekerja dengan perusahaan, akan tetapi pihak direksi selalu mangkir.

"Evaluasi tahun kemarin hasilnya bagus dan tidak sedang pailit," kata Yous.

Tetapi, yang membuat ia heran, secara tiba-tiba pemilik perusahaan dikabarkan pergi ke Manhattan, Amerika Serikat, dan meninggalkan ratusan buruh serta pabrik yang sudah beroperasi belasan tahun silam.

"Bangunan pabrik dia sewa. Di situ mempekerjakan sekitar 400 orang. Jajaran manajemennya juga sama ditinggal kabur pemiliknya," terang Yous.

Yous mengakui jika garmen tersebut saat ini kondisinya telantar, sejak ditinggal pemilik perusahaan beberapa hari jelang Lebaran. "Nasib mereka tidak jelas. Telantar," kata dia.

Meski begitu, pihaknya kini tengah mencari pemilik perusahaan tersebut dan mengumpulkan dokumen sebagai langkah untuk melakukan upaya hukum.

"Langkah terakhir upaya hukum," tutur Yous.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.