Sukses

Top 3: Jokowi Ancam 'Sikat' Aparat Terlibat Narkoba

Jokowi ingin testimoni Freddy Budiman ini dijadikan momentum untuk introspeksi diri oleh aparat penegak hukum.

Liputan6.com, Jakarta - Tiga institusi negara Polri, TNI, dan BNN terusik oleh kisah percakapan antara terpidana mati Freddy Budiman dengan koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar.

Dalam tulisan yang diunggah ke media sosial, Freddy mengaku kepada Haris telah memberikan uang ratusan miliar rupiah kepada penegak hukum di Indonesia untuk melancarkan bisnis haramnya.

Curhatan Freddy Budiman itu sampai ke telinga Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

Mendengar testimoni tersebut Jokowi langsung menegaskan bahwa semua oknum aparat yang terlibat narkoba harus disikat habis. Namun harus dilengkapi dengan bukti-bukti kuat. 

Sepanjang hari ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Kamis (4/8/2016).

Berita lainnya yang tak kalah populer dan paling banyak diburu adalah pernyataan saksi ahli yang mengatakan pembunuh Mirna Salihin orang yang cerdas. Ada pula tentang terduga pembunuh gadis di Hotel Cipulir berhasil diciduk polisi.

Berikut berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News:

1. Tanggapan Jokowi soal Testimoni Freddy Budiman

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada acara pembukaan pameran karya lukisan bertema

Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi mengatakan, presiden cukup memberi perhatian pada permasalahan ini. Pada prinsipnya, semua aparat yang terlibat narkoba harus diberantas.

"Pertama presiden sampaikan, presiden sudah mendengar info yang disebut dari Freddy. Semua aparat yang terlibat dalam konteks hukum, terutama narkoba, tentu harus disikat, bahasanya disikat," kata Johan Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2016.

Di sisi lain, Jokowi ingin testimoni ini dijadikan momentum untuk introspeksi diri oleh aparat penegak hukum. Kritik dan informasi itu jangan semata-mata dilihat sebagai pencemaran nama baik, tapi untuk evaluasi internal.

Selengkapnya...

2. Ahli di Sidang Jessica: Pembunuh Mirna Smart

Hakim ketua mendengarkan keterangan saksi dokter ahli forensik Slamet Purnomo yang mengotopsi Wayan Mirna Salihin dalam sidang lanjutan Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/8). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ahli Toksikologi dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Kombes Nursamran Subandi menjadi saksi ahli dalam sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Wongso.

Dalam keterangannya ia menyatakan natrium sianida masuk dalam kategori bahan kimia beracun tinggi dan biasanya dipakai di pertambangan ilegal, penangkapan ikan ilegal, dan menyepuh logam agar berwarna terang.

Sementara untuk manusia, natrium sianida mampu membuat orang tewas karena kehabisan oksigen dalam tubuh dengan sangat cepat.

"Maka orang akan mati seperti kehabisan oksigen dan itu prosesnya sangat cepat. Barang ini (sianida) bisa dilarutkan dan sangat baik larut dalam air," jelas Nursamran.

Selengkapnya...

3. Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Gadis di Hotel Cipulir

Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Aparat Polres Metro Jakarta Selatan menangkap terduga pelaku pembunuhan terhadap Bella Oktaviani yang ditemukan tewas di hotel di Cipulir, Kebayoran Lama.

Eko menuturkan, terduga pembunuh gadis berusia 19 tahun itu ditangkap tanpa perlawanan di kawasan Bekasi, Jawa Barat, sore tadi.‎ 

Saat ini, polisi masih memeriksa pria tersebut secara intensif di Mapolres Metro Jakarta Selatan.

Selengkapnya...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.