Sukses

Paskibraka Dapat Kalung Tulang Ayam, Kenapa Ya?

Tujuan dari pemberian kalung garuda dan kalung tulang ayam untuk melatih para calon Paskibraka tetap rapi meski diburu-buru waktu.

Liputan6.com, Jakarta Bunda Nina mengumumkan siapa saja penghuni kamar yang berhak mendapat kalung garuda dan kalung tulang ayam. Kalung garuda untuk kamar yang dinilai bersih, sementara kalung tulang ayam kamar bagi penghuni yang kamarnya kotor. Pengumuman ini disampaikan Bunda Nina usai seluruh peserta Diklat Paskibraka 2016 melaksanakan makan siang. 

Hari ini kalung tulang ayam diberikan kepada Nilam dari DKI Jakarta dan Nazya Martha dari Kalimantan Barat.

Kalung tulang ayam diberikan ke pemilik kamar B2-010 (Nilam dari DKI Jakarta dan Nazya Martha dari Kalimantan Barat) serta Daniele Parlindungan Kause dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Komang Arya Ananta S dari Bali penghuni kamar A3-08. Sementara kalung garuda harus berpindah tangan ke Aldi Trikurniawan (Jambi) dan Laurensius G.R Rentanubun (Maluku) dari kamar A2-12. Dan dari asrama perempuan diperoleh Dinda Kamia Evkha P (Riau) dan A. A. SG. Savitri M (Bali) pemilik kamar B2-05. 

Hore, kalung garuda jatuh ke tangan ke Aldi Trikurniawan (Jambi) dan Laurensius G.R Rentanubun (Maluku).

Pembina Paskibraka Bunda Nina akan melakukan ritual semacam ini setiap hari. Tujuan dari pemberian kalung garuda dan kalung tulang ayam untuk melatih para calon Paskibraka tetap rapi meski diburu-buru waktu buat segera berkumpul.

"Walaupun cepat kumpul tapi tetap meninggalkan kamar dalam keadaan rapi dan bersih," kata Bunda Nina di Ruang Makan Gedung Soegondo Djojopoespito, PP-PON Menpora, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (2/8/2016)

Yang dikatakan bersih apabila pakaian di lemari tertata rapi, seprai terlipat dengan benar, serta menyimpan dan menata sepatu di tempat yang seharusnya. "Hampir semuanya bersih. Kotor itu maksudnya kurangnya kreativitas mereka dalam menata kamar. Mungkn karena kebiasaan di rumah masih melekat," ujar Bunda Ninda. 

Kalung garuda diperoleh Dinda Kamia Evkha P (Riau) dan A. A. SG. Savitri M (Bali). Selamat!

Bunda Nina menilai bahwa asrama putra jauh lebih baik ketimbang asrama putri. "Saat kita masuk ke lorong asrama putra rasanya segar dipandang karena tertata rapi. Menyimpan sepatunya juga benar. Kita mau masuk pun enak," kata Bunda Nina.

Sedangkan asrama calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang putri masih kurang rapi dan kurang tepat menaruh sepatu. Sebenarnya sudah bersih, tapi karena kurang kreativitas jadinya terlihat seperti berantakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini