Sukses

Penolakan Pembangunan Relokasi Warga Sinabung Berujung Rusuh

Karena kalah jumlah, 15 personel polisi yang bertugas di tenda itu lari ke Mapolres Tanah Karo mencari bantuan.

Liputan6.com, Karo - Rencana pembangunan relokasi mandiri untuk 1.683 kepala keluarga korban erupsi Gunung Sinabung di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara mendapat penolakan masyarakat Desa Lingga.

Berbagai upaya telah dilakukan banyak pihak, namun masyarakat Desa Lingga tetap menolak dan berujung pada kerusuhan antara aparat dengan masyarakat pada Jumat 29 Juli lalu. Satu orang meninggal dunia dan satu orag kritis.

Berdasarkan laporan Polres Karo, kontak fisik itu berawal pada Jumat siang lalu. Ketika itu pihak pengembang tengah membongkar pagar yang sebelumnya dipasang oleh warga Desa Lingga yang mengklaim bahwa lahan itu adalah jalan pemotongan menuju Desa Lingga.

"Untuk membongkar itu, pengembang lahan Relokasi Mandiri Tahap II Desa Lingga menggunakan 1 unit alat berat," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (30/7/2016).

Pembongkaran sebenarnya berjalan kondusif, namun tiba-tiba datang sekitar 150 warga yang terdiri dari ibu-ibu dan laki-laki dewasa memblokade jalan umum, tepatnya di depan tenda pos polisi yang mengakibatkan jalan Kabanjahe Simpang Empat macet total.
Mereka memprotes pembongkaran pagar oleh pihak pengembang.

"Karena tak mendapat penjelasan yang memuaskan, sekitar pukul 18.00 WIB datang sekitar 400 orang warga dari arah lokasi pemagaran menyerang tenda pos polisi," jelas Sutopo.

Karena kalah jumlah, 15 personel polisi yang bertugas di tenda itu lari ke Mapolres Tanah Karo mencari bantuan. Saat itu, warga sudah membakar tenda pos polisi dan satu ekskavator yang digunakan untuk membongkar pagar.

5 Warga Ditangkap

Saat personel bantuan dari Polres Karo tiba, lima orang warga ditahan dan dibawa ke Mapolres Karo untuk diperiksa. Namun, malam itu ratusan warga datang mengepung Mapolres Karo dan melempari bangunan kantor.

Polisi pun berusaha bertahan dan menghalau warga dengan gas air mata. Setelah massa bubar, baru diketahui kalau satu orang warga meninggal dunia. "Saat ini, kondisi di lokasi kejadian sudah kondusif," beber Sutopo. 

Terkait dengan relokasi warga Gunung Sinabung sebenarnya konsep awal relokasi masyarakat korban erupsi Gn Sinabung Tahap II sebanyak 1.683 KK ditempatkan di Desa Siosar dengan mengunakan Lahan APL (areal pengguna lain) yang tersedia seluas 250 hektare.

Lahan 250 hektare ini cukup untuk menampung warga relokasi Tahap I (370 KK) dan Tahap II (1.683 KK). Namun selain areal untuk perumahan juga butuh ketersediaan lahan untuk pertanian. Untuk keperluan lahan pertanian relokasi tahap I sudah keluar izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluas 416 hektare sehingga untuk tahap I sudah terpenuhi bantuan rumah dan bantuan lahan pertanian.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.