Sukses

Ahok: Aturan Ganjil-Genap Bukan untuk Menyusahkan Warga

Ahok menegaskan, mobil dinas terbebas dari kebijakan ganjil-genap. Termasuk mobil dinas berpelat hitam dengan nopol RFS-RFK.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, ujicoba sistem ganjil-genap yang sudah berjalan dua hari cukup berhasil. Dia memuji para pejabat yang patuh pada peraturan baru ganjil-genap dan tidak melanggar masuk jalur Transjakarta bila tidak mendesak.

"Ganjil-genap cukup baik, cukup memuaskan, kita juga tak temukan ada pelat palsu. Kan polisi bisa kenalin. Nah jadi kita sangat senang. Bahkan kita bilang pelat RI boleh masuk busway saja, kalau enggak kepepet, menteri-menteri enggak akan masuk. Jadi dari pejabat atas sudah kasih contoh. Ini sangat baik," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (29/7/2016)

Ahok menyatakan, tilang aktif sebagai hukuman para pelanggar ganjil-genap akan diberlakukan usai satu bulan masa ujicoba. Sebab, dia tak ingin kebijakan baru itu menyusahkan warga.

"Tilang aktifnya setelah satu bulan lah. Kita niatnya (ganjil-genap) enggak ada nyusahin warga, ini kan cuma untuk kepentingan bersama saja,"ucap Ahok

Dia menegaskan, mobil dinas terbebas dari kebijakan ganjil-genap. Termasuk mobil dinas berpelat hitam dengan nopol RFS-RFK.

"Pelat merah boleh, mobil dinas boleh. Sebetulnya kayak saya RFS, RFK boleh. Jadi kamu mesti lihat pelatnya, saya ajarin nih cara lihat pelat kalau polisi tahu. Kan banyak nih pengusaha pada gaya, pakai pelat RFS, RFK gitu kan, punya mereka tuh bodong," ujar Ahok

"Yang membedakan mobil dinas dengan nomor cantik itu di mana? Coba lihat seri kami. Kalau pakai RFS RFK, seri depan pasti angkanya 1. Kalau sudah 2 atau 3 itu nomor cantik saja.  Jadi, jangan salah paham, nanti semua orang pikir RFR, RFS, RFK boleh masuk," imbuh dia.

Karena tak ingin ada salah paham, Ahok pun mencontohkan dengan mengubah pelat mobilnya menjadi pelat merah.

"Ya sudahlah saya ngajarin dulu, pakai pelat merah dulu deh. Baru nanti punya kita tinggal selip aja kan," Ahok menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.