Sukses

Top 3: Kecanggihan Drone Bantu Penyergapan Santoso

Berita populer lain soal kisah perjalanan Hartono, pria asal Surabaya, Jawa Timur yang menyebarkan ajaran Bung Karno.

Liputan6.com, Jakarta - Operasi Tinombala yang merupakan gabungan TNI dan Polri, akhirnya menembak mati pimpinan kelompok bersenjata Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Santoso.

Namun, di balik perburuan Santoso dalam hutan belantara tersebut, ada keterlibatan TNI yang memanfaatkan kecanggihan drone atau pesawat tanpa awak.

Dengan pengintaian drone canggih tersebut, tim Tinombala dapat mengetahui persembunyian Santoso dan kelompoknya dengan real time. Karena robot ini dapat bekerja hingga 14 jam dengan radius 200 kilometer.

Berita pengintaian Santoso tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com hingga Senin (25/7/2016) pagi, atau menjadi berita terpopuler.

Berita populer lainnya, terkait kisah perjalanan Hartono, seorang pria asal Surabaya, Jawa Timur yang berkeliling Indonesia untuk menyebarkan ajaran Bung Karno.

Ada juga terpidana mati kasus narkoba Merry Utami, yang menempati sel isolasi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Besi, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, setelah dipindah dari Lapas Wanita Tangerang, Banten.

Berikut berita populer dan terpopuler selengkapnya, yang terangkum dalam Top 3 News;

1. Kisah Drone Pantau Santoso di Hutan Poso

Sejumlah polisi bersenjata disiagakan disekitar RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (17/7). Dua jenazah diduga teroris Santoso alias Abu Warda dan Muhtar yang tewas dalam baku tembak tiba di RS tersebut untuk diidentifikasi. (OLAGONDRONK/AFP)

Tim Alfa 29 Batalyon Infantri 515 Komando Strategi TNI Angkatan Darat (Kostrad) berhasil menembak mati pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sekaligus gembong teroris paling dicari, Santoso, dalam baku tembak di hutan salah satu Pegunungan Biru, Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah, Senin, 18 Juli 2016.

Dibalik ketangguhan tim tersebut, ada peran besar pesawat tanpa awak atau drone milik TNI Angkatan Udara bernama Skuadron 51. Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Supadio Pontianak Marsekal Pertama (Marsma) Tatang Herlyansah mengatakan peran drone dalam operasi bersandi Tinombala itu  memantau pergerakan Santoso dan anak buahnya selama berada di hutan pegunungan Poso.

"Kita telah dilibatkan dalam satgas Tinombala salah satunya Skuadron 51, yang ikut memantau pergerakan Santoso," ujar Tatang, di Danlanud  Supadio Pontianak, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis, 21 Juli 2016, pada sejumlah media.  

Selengkapnya...

2. Hartono, Keliling Indonesia Sebarkan Ajaran Bung Karno

Hartono, berkeliling Indonesia untuk sebarkan ajaran Bung Karno

Telah wafat hampir setengah abad, Bung Karno tetap di hati banyak rakyat Indonesia. Tak ingin ajaran Sang Proklamator luntur, seorang pria asal Surabaya, Jawa Timur berkeliling Indonesia.

Pria itu bernama Hartono. Kala ditemui ia tengah berjalan kaki di  Jalan Supratman, Denpasar, Bali. Menggendong tas ransel besar dengan Sang Saka Merah Putih yang terus berkibar, Hartono menembus teriknya matahari Bali. Di belakang tas besarnya ia tulis "Back Packers Jelajah Indonesia‎" lengkap dengan burung Garuda dan poster Bung Karno.

Hartono bercerita, ia memulai perjalanan panjangnya dari Sabang. Selama empat tahun, pria itu terus berkeliling Indonesia. Ia menyambangi 34 provinsi dan seluruh kota-kota besar. "Sekarang sudah selesai. Saya mau kembali ke Surabaya," kata Hartono, Sabtu 24 Juli 2016.

Selengkapnya...

3. Terpidana Mati Merry Utami Tempati Sel Isolasi di Nusakambangan

Lapas Nusakambangan.

Terpidana mati kasus narkoba Merry Utami menempati sel isolasi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Besi, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, setelah dipindah dari Lapas Wanita Tangerang, Banten.

"Berdasarkan laporan yang kami terima, dia masuk di sel isolasi Lapas Besi untuk masa pengenalan lingkungan karena dia masih baru," kata Koordinator Lapas se-Nusakambangan dan Cilacap Abdul Aris seperti dikutip Antara, Minggu (24/7/2016).

Merry Utami menempati sel isolasi itu seorang diri, dipisahkan dari narapidana lain di Lapas Batu karena dia perempuan. Abdul Aris mengaku tidak tahu alasan pemindahan Merry Utami dari Lapas Wanita Tangerang ke Pulau Nusakambangan.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini