Sukses

Tanda Tanya Risma Untuk DKI-1

Jadi pesaing terberat Ahok, kemunculan Tri Rismaharini diprediksi bakal mengubah peta politik di Pilkada DKI.

Liputan6.com, Jakarta - Acara pameran lukisan di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat, yang semestinya menjadi ajang sosial yang memamerkan karya seni anak berkebutuhan khusus binaan Pemkot Surabaya mendadak ramai dikunjungi oleh warga lain yang mempunyai misi berbeda.

Puluhan warga yang menamakan diri Tanah Merah Risma (Tamera) berkumpul di depan lokasi acara untuk menyampaikan dukungan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai  Calon Gubernur DKI Jakarta.

Beberapa spanduk dukungan pun digelar di antaranya bertuliskan 'Bu Mega Kami siap menangkan Risma sebagai Gubernur DKI Jakarta', '2012 Kami menangkan Jokowi, 2017 kami akan menangkan Risma'. Dua spanduk lainnya berisi tanda tangan bukti dukungan kepada Risma. 

Perwakilan warga, Ronu Umbas mengatakan, warga Tanah Merah, Jakarta Utara dari tiga kelurahan sudah menyatakan dukungan kepada Risma untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

"Menurut warga Tanah Merah, Ibu Risma bisa lebih menerima aspirasi masyarakat dari pada Ahok," kata Runo di depan Bentara Budaya Jakarta, Kamis, 21 Juli 2016.

Warga Tanah Merah 'hadang' Risma di acara pameran lukisan di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Memang tak banyak yang bisa dilakukan warga Tanah Merah, seperti pengumpulan tanda tangan hingga doa bersama. Tapi, warga yakin Risma akan maju. "Kalau Bu Risma punya hati, pasti maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta," pungkas dia.

Tidak hanya warga Tanah Merah, komunitas relawan yang yang menamakan diri Karisma Jakarta juga sudah mempromosikan Risma sebagai cagub DKI. Bahkan, mereka juga  sudah aktif mendirikan posko-posko.

"Kita memang sudah deklarasi dari 28 April 2016. Kita sudah bergerak kok. Bahkan hingga hari ini sudah ada 190 posko dari target 267 Kelurahan," ucap Pendiri Karisma Jakarta, Firmansyah, kepada Liputan6.com, Kamis, 8 Juni 2016.

Selain mendirikan posko, ia juga sudah melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi 'Risma for DKI'. Salah satunya lewat media sosial.

Berbeda dengan dua kelompok relawan itu, relawan Tri Rismaharini yang menamakan diri Jakarta Love Risma (Jaklovers) tampak lebih baik dari segi manajerial dan dan siap mengusung mantan Kadis Pertamanan Kota Surabaya itu.

 Relawan Tri Rismaharini yang menamakan diri Jakarta Love Risma (Jaklovers) (Liputan6.com/Putu Merta)

Mereka saat ini mulai berkampanye mengumpulkan dana kampanye Pilkada DKI Jakarta dengan menjual merchandise. Mereka juga menjual dagangannya itu melalui laman www.jaklovers.com.

Sekretaris Jenderal Jaklovers Arif Munandar tak menampik jika konsep Jaklovers mengumpulkan dana mengikuti jejak TemanAhok. "Kalau kesan sama (dengan TemanAhok), ya boleh saja menilainya seperti itu," ucap Arif di Jakarta Selatan, Kamis 21 Juli 2016.

Lawan Berat Ahok

Kemunculan relawan Risma ini memang tak bisa dipandang sebelah mata, khususnya bagi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang telah dipastikan kembali maju di Pilkada DKI. 

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan kemunculan Tri Rismaharini bakal mengubah peta politik. Sebab, satu-satunya pesaing berat Ahok dalam survei adalah Wali Kota Surabaya itu.

"Dengan alasan sudah ada bukti nyata hasil kerjanya, Ahok dan Risma (Tri Rismaharini) bersaing ketat. Ahok mendapat dukungan 57,4% dan Risma 45,4%," ujar Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas saat acara Diskusi dan Rilis Survei Pemilih DKI dan Kinerja Petahana di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 21 Juli 2016.

Survei tersebut dilakukan semi terbuka dengan total responden 646 orang. Survei ini dilakukan mulai 24 sampai 29 Juni 2016.

Sirojudin mengatakan ketika nama Ahok disandingkan dengan Risma, Ahok tetap unggul jauh di atasnya. Begitu pula saat disandingkan dengan Yusril Ihza Mahendra.

"Saat survei 2 nama kepada Ahok dan Risma, Ahok mendapat suara sebesar 58,4% dan Risma hanya 26,6% serta 15% tidak tahu atau merahasiakan jawabannya. Dengan Yusril, Ahok mendapat 59,4% dan Yusril 26,3% serta 14,3% tidak tahu atau merahasiakan jawabannya," papar Sirojudin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dukungan Internal PDIP

Survei dan dukungan publik Jakarta terhadap Risma turut menyorot perhatian pengurus PDI Perjuangan di tingkatan pusat maupun daerah.

Salah satu wacana yang berhembus kencang yaitu adanya upaya sebagian petinggi di PDI Perjuangan menyandingkan nama Risma dengan Djarot Saiful Hidayat yang saat ini menjabat Wakil Gubernur DKI.

Salah satu yang berharap pasangan cagub-Cawagub ini terwujud yaitu politikus Eva Sundari. Menurut Eva, jika hal itu terjadi Risma-Djarot diyakini mampu mengalahkan pasangan Ahok-Heru Budi Hartono yang nampaknya maju melalui jalur independen.

"Memang belum ada keputusan (Risma maju), tapi dari riset SMRC kemarin kan Risma sudah dapat 26 persen, meski enggak ngapa-ngapain atau pasif. Jika ditambah mesin politik di lapangan yang sudah dipanasi plus serangan udara dimulai, tentu bisa nyalip AH (Ahok-Heru)," ujar Eva kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat, 22 Juli 2016.

Dia menegaskan, era kepemimpinan sekarang tidak lagi memandang gender. Kaum perempuan saat sama rata dengan kaum pria dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.

Risma memberikan kuliah umum soal kesuksesannya orang nomor satu di Kota Pahlawan, agar menginspirasi para calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah lainnya, jelang Pilkada Serentak, Depok, Selasa (21/7/2015). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

"Jangan lupa faktor perempuan akan jadi faktor penting. Karena ada fenomena Hillary Clinton (capres AS), kemudian Theresa May (PM Inggris), bahkan calon Sekjen PBB juga didominasi perempuan. Ini era kepemimpinan perempuan," ucap Eva.

Oleh karena itu, dia memandang Risma akan mempunyai kekuatan sendiri daripada Ahok. "Perempuan ini (Risma) punya semua faktor kelebihan dan kekuatan Ahok," kata Eva.

Namanya disebut sebagai calon kuat pendukung Risma, Djarot pun buka suara. Menurutnya, siapa pun kader internal PDIP, termasuk dia dan Risma, harus siap ditugaskan untuk maju pada pertarungan memperebutkan kursi DKI 1.

"Tunggu saja proses partai, nanti rapat pleno akan dikaji berbagai kemungkinan. Semua kader partai harus siap ditugaskan di mana pun," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta.

Djarot menyatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa calon yang akan diusung partai berlambang kepala banteng moncong putih itu. "Ketum punya hak, apalagi DKI Jakarta. Tapi kita lihat prosesnya seperti apa bahwa beliau mempunyai hak prerogatif," ucap mantan Bupati Blitar itu.

Tanda Tanya Risma

Berbeda dengan Djarot, Risma tampaknya masih malu-malu memberikan pernyataan terkait semakin kuat dukungan baginya untuk maju sebagai Cagub DKI Jakarta. Nenek satu cucu ini rupanya belum mau terbuka dan masih enggan berbicara banyak terkait soal Pilkada DKI. 

"Nantilah jawabnya aku enggak tahu," kata Risma usai membuka pameran lukisan anak berkebutuhan khusus binaan Pemkot Surabaya, di Bentara Budaya Jakarta.

Risma dalam beberapa kesempatan hanya memberi sinyal kalau dirinya enggan untuk diusung menjadi Cagub DKI.

Lalu, bagaimana bila titah Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan mengharuskan dirinya untuk maju melenggang ke DKI 1? Pertanyaan itu hingga kini belum bisa di jawab Risma.

Walau belum ada keputusan apakah Risma akan menerima pinangan partainya, namun Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga ‎meyakini Risma pasti bersedia bila perintah tersebut datang dari Megawati.  

 

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mendampingi Ketua Umum PDIP dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani saat mengunjungi eks Lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (2/8/2015) (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Menurutnya, aturan di partainya mengharuskan agar setiap perintah yang keluar dari mulut Megawati harus dipatuhi oleh setiap kadernya. "Kami punya keyakinan siapa pun kader yang ditunjuk nanti, yang diputuskan ketua umum, pasti bersedia," kata dia.

"Karena itu namanya kader sejati. Seorang masuk PDIP Perjuangan yang mempunyai ideologi Pancasila, ditugaskan dimana pun harus siap," tegas Eriko.

Sementara, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, sebagai politikus terlebih kader PDIP, harus mematuhi perintah partai, termasuk siap dicalonkan gubernur DKI. Sebab, ini suatu kehormatan.

"Politisi yang punya cita-cita besar pasti bercita-cita ke DKI. Jadi calon di DKI itu suatu kehormatan," kata Hendrawan.

Anggota Komisi XI DPR ini juga mengaku mengetahui munculnya relawan Risma di Jakarta. Ini akan menjadi masukan bagi partai dalam memilih sosok calon yang akan diusung.

"Aspirasi harus datang dari dua arah. PDIP akan menentukan sikap setelah proses seleksi penjaringan dan penyaringan dilakukan, prosesnya masih berlangsung," ujar Hendarawan.

 

3 dari 3 halaman

Sinyal Parpol Lain

Walau belum mendapat keputusan resmi dari partainya, PDIP, sejumlah partai politik sudah memberikan sinyal dukungan, seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"PPP akan mencari calon yang sepadan. Ada Risma, ada Ridwan Kamil. Kalau internal ada Ruki (mantan ketua KPK)," ujar Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani, dalam peringatan Harlah ke-18 PKB di kantor DPP, Jakarta Pusat, Sabtu (23/7/2016).

"Ada juga nama Buwas (Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso). Semuanya sedang kita godok," lanjut dia.

Meski mengklaim telah mengadakan komunikasi politik dengan sejumlah parpol, Arsul mengungkapkan, koalisi tersebut masih cair. "Koalisi masih cair sampai saat ini," tegas anggota Komisi III DPR itu.

Arsul menegaskan, partai berlambang kabah itu belum menentukan pilihan, lantaran masih berkomunikasi politik dengan para calon. "Kita sudah komunikasi dengan para calon sampai saat ini. Baik yang mendaftar maupun yang calon dari internal," tutup Sekjen PPP itu.

Suasana pelantikan pengurus DPP PPP dalam acara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional  di Jakarta, Jumat (20/5/2016). Acara tersebut untuk Peringatan ke-108 Hari Kebangkitan Nasional dan peringatan 18 Tahun Reformasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sinyal dukungan juga diberikan kepada Partai Amanat Nasional (PAN). Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan mengakui dirinya selalu memikirkan Tri Rismaharini untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

"Di Jakarta, saya membicarakan Bu Risma sampai batuk, jadi teman-teman selalu menebak kalau saya batuk, tentu sehabis membicarakan Bu Risma," kata Zulkifli

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua MPR RI itu memuji kinerja Risma dalam memimpin Kota Surabaya. Ia pun mengakui jika Risma termasuk dalam tiga nama Cagub DKI Jakarta yang tengah digodok PAN.

"Kami akan menjaring tiga nama untuk DKI-1, termasuk Bu Risma. Nama lainnya adalah Suyoto (kader PAN yang juga Bupati Bojonegoro) dan Yusril Ihza Mahendra (mantan Menkumham)," Zulkifli menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.