Sukses

Satgas Tinombala Sudah Kantongi Lokasi Basri dan Istri Santoso

Keberadaan Basri di hutan dan pegunungan Poso diketahui selalu bersama dengan istrinya, begitu pula Santoso dan Ali Kalora.

Liputan6.com, Palu - Tiga anggota kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang melarikan diri pascabaku tembak di pegunungan Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dipastikan adalah Basri alias Bagong bersama istrinya dan istri Santoso.

"Dari hasil laporan anggota di lapangan, mereka yang lari adalah Basri, istri Basri, dan istri Santoso. Hanya saja mereka larinya terpencar ke dua arah," kata Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Operasi Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis di Palu, Selasa (19/7/2016).

Menurut dia, pengejaran terhadap ketiganya masih terus dilakukan tim gabungan TNI dan Polri dalam Satgas Operasi Tinombala. "Titik pelarian sudah diketahui, doakan saja dalam waktu dekat mereka bisa tertangkap," harap Leo.

Keberadaan Basri di hutan dan pegunungan Poso diketahui selalu bersama dengan istrinya, begitu pula Santoso dan Ali Kalora.

Dengan adanya baku tembak yang hampir pasti menewaskan Amir tertinggi MIT Santoso dan anak buahnya bernama Mukhtar, dibenarkan kalau mereka yang melarikan diri adalah Basri beserta istri dan istri Santoso.

"Sebelum terjadi baku tembak mereka memang sudah masuk dalam pantauan tim Satgas beberapa hari terakhir. Hanya saja baru bisa ditindak," tandas Leo.

Tersisa 19 Orang Anggota

Selain itu, dia juga memastikan sekarang tersisa 19 orang anggota kelompok Santoso yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) di Kabupaten Poso. Saat ini 19 orang tersebut terpencar menjadi tiga kelompok di tiga titik berbeda wilayah hutan dan pegunungan Poso.

Mereka sejauh ini masih diduga kuat bersembunyi di lebatnya hutan tropis pedalaman pegunungan Kecamatan Poso Pesisir Selatan dan Utara yang cukup jauh dari permukiman warga.

"Tersisa Basri alias Bagong dan Ali Kalora menjadi amir mereka. Kami akan terus melakukan operasi dan pengejaran apalagi tiga titik pelarian mereka sudah dimonitor oleh Satgas Tinombala di lapangan," jelas Leo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.