Sukses

Ide Bentuk Badan Intelijen Pertahanan Dinilai karena BIN Lemah

Akibat kinerja Sutiyoso yang tidak memuaskan, Kementerian Pertahanan mengusulkan pembentukan badan intelijen tersendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengusulkan pembentukan  Badan Intelijen Pertahanan seperti sebelum masa Reformasi 1998. Usulan tersebut dianggap sebagai jawaban atas lemahnya kinerja Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Purn Sutiyoso selama hampir setahun memimpin BIN.

"Kinerja satu tahun Kepala BIN Sutiyoso tidak pararel dengan kinerja Jokowi dalam mengelola negara. Sutiyoso merupakan salah satu pejabat tinggi yang rencananya akan di-reshuffle karena kinerjanya yang tidak memuaskan," ujar Ketua Setara Institute Hendardi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (18/7/2016).

Menurut dia, akibat kinerja Sutiyoso yang tidak memuaskan, Kementerian Pertahanan mengusulkan pembentukan badan intelijen tersendiri. Padahal, itu justru keluar dari garis pengaturan intelijen nasional sebagaimana diatur dalam UU 17/2001 tentang Intelijen.

Hendardi menganggap, selama memimpin BIN, mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini dianggap sering kecolongan dan lebih banyak mengeluh.

"Satu sisi, lolosnya aksi terorisme membuat dia kecolongan. Bang Yos juga hanya mengeluh memiliki keterbatasan kewenangan dalam penanganan berbagai bidang kejahatan," kata dia.  
 
Hendardi beranggapan, kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta itu hanya berprestasi saat membujuk kelompok Din Minimi di Aceh turun gunung untuk menyerahkan diri.

Prestasi itu juga dianggap kontradiktif dengan langkah Polri yang justru saat itu sedang mengejar kelompok kriminal tersebut. "Terakhir Sutiyoso minta diberi kewenangan khusus dalam pemberantasan terorisme, yang sesungguhnya merupakan kewenangan Polri," ujar Hendardi.

Bang Yos Ikhlas

Sutiyoso sebelumnya mengaku siap dan akan patuh bila Presiden Jokowi mencopot jabatannya sebagai kepala BIN. Kabar yang beredar, posisi Kepala BIN menjadi salah satu jabatan yang akan diiisi oleh nama baru jika Jokowi melakukan reshuffle kabinet.

"Ikhlas kita, apa pun keputusannya," kata Sutiyoso di rumah dinas Ketua DPR Ade Komarudin, Jakarta, Senin 20 Juni 2016.

Namun, pria yang akrab disapa Bang Yos ini mengaku tidak pernah mendengar langsung jika Presiden Jokowi akan segera reshuffle kabinet. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi yang memiliki hak prerogatif terhadap 'nasib' para pembantunya di pemerintahan ini.

"Belum (tahu), enggak pernah dengar aku," Sutiyoso menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini