Sukses

Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda Mulai Besok Disuntik Ulang

Sebanyak 270 bayi di RS Harapan Bunda Jakarta Timur terindikasi terpapar vaksin palsu produksi CV Azka Medica.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 270 bayi di RS Harapan Bunda Jakarta Timur terindikasi terpapar vaksin palsu produksi CV Azka Medica. Bayi-bayi tersebut lahir pada periode Maret hingga Juni 2016 dan sebagian ditangani proses vaksinasinya oleh dokter Indra, tersangka pemberi vaksin palsu yang kini sudah ditahan di Bareskrim Polri.

Di antara 270 bayi yang terindikasi, 44 bayi sudah dipastikan tersuntikan vaksin palsu yang diduga dibuat melalui proses tak higienis. Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Vaksin Palsu dari Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bareskrim telah menjadwalkan pemberian vaksin ulang kepada 44 bayi tersebut mulai Senin 18 Juli 2016.

"Kami sudah memiliki data yang terverifikasi. Kami akan menjadwalkan mulai Senin itu 20 pasien dulu yang diberi vaksin ulang," kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan selaku Ketua Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu Maura Linda Sitanggang.

"Ini akan bertambah terus jumlahnya. Perhari 20 bayi dan seterusnya jika data bayi yang terindikasi sudah terverifikasi. Kami akan mulai 18 juli di RS ini memvaksin korban-korban dengan tim independen kami," imbuh Maura.

Maura menerangkan, satgas menemukan 8 vaksin dan serum palsu selama penyelidikan. Dan dari kedelapan temuan itu ada 2 vaksin yang sangat penting untuk membentuk kekebalan tubuh anak, yang dipalsukan. Yaitu vaksin Tripacel dan Pediacel yang merupakan vaksin impor dan bersifat wajib diberikan kepada anak.

"Tripacel itu isinya antigen DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus), kalau pediacel (antigen) DPT dan IPV (Inactived Poliomyelitis Vaccine). (Vaksin palsunya) berisi vaksin lain misalnya Hepatitis B. Itu vaksin yang anak-anak kita terima juga kok," ucap Maura.

Lalu apa dampak penyuntikan Hepatitis B yang berulang bagi kesehatan anak? "Jika seorang anak divaksin dua kali, tentu kekebalan tubuhnya terhadap virus itu bertambah," jawab Maura.

Tetapi yang menjadi permasalahan, lanjut dia, daya tahan tubuh anak terhadap penyakit lainnya tidak terbentuk. Semisal [2554485]() berisi DPT dan IPV diganti dengan Hepatitis B. Maka ke depan, si anak rentan terkena virus DPT dan Polio.

"Yang kami takutkan kekebalannya terbentuk atau tidak," tandas Maura.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.