Sukses

Top 3: Komisi I DPR Akan Bahas Pokemon Go

Rencana Komisi I bahas gim Pokemon Go menjadi berita terpopuler sepanjang Jumat hingga Sabtu pagi ini.

Liputan6.com, Jakarta - Demam gim Pokemon Go melanda kota-kota besar dunia, begitu juga di Jakarta. Hal ini menyita perhatian Komisi I DPR.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya, Pokemon Go ini memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Sebab, banyak terjadi kecelakaan.

Berita Komisi I DPR akan bahas Pokemon Go menjadi kabar paling menyita perhatian pembaca sepanjang Jumat hingga Sabtu pagi ini, (16/7/2016).

Selain itu berita tentang tanggapan BIN soal gim Pokemon Go dan obrolan Anwar dengan istrinya juga turut menyita perhatian.

Berikut berita terpopuler yang terangkum dalam Top News:

1. Pokemon Go Bakal Dibahas Komisi I DPR

Penggemar game menunjukkan aplikasi Pokemon Go di layar ponselnya, Kawasan Senayan, Jumat (15/7). Meski belum resmi diluncurkan di Indonesia, permainan Pokemon Go berbasis realitas sudah diminati banyak kalangan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Demam gim Pokemon Go melanda kota-kota besar dunia, begitu juga di Jakarta. Hal ini menyita perhatian Komisi I DPR. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya, Pokemon Go ini memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Sebab, banyak terjadi kecelakaan.

"Mengenai Pokemon Go, seperti informasi yang sudah di dapat dari negara lain, kayaknya lebih banyak dampak negatifnya. Misalnya sudah terdata berbagai kecelakaan lalu lintas, dan itu sudah ada datanya," ujar Tantowi saat ditemui di ruang Komisi I DPR-RI Jakarta, Kamis 14 Juli 2016.

Tantowi memprediksi, Pokemon Go akan menjadi gim yang digandrungi remaja, sehingga hal ini akan menambah beban bagi pemerintah untuk mengatur gim-gim dan aplikasi yang memberikan dampak buruk.

Selengkapnya...

2. Pokemon Go Disebut Proyek Intelijen Asing, Ini Tanggapan BIN

Pokemon Go aplikasi game yang sedang hits menjadi daya tarik untuk pemain Persija Jakarta saat berada di Bandung, Jumat (15/7/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Masyarakat dihebohkan dengan gim Pokemon Go yang dapat dimainkan melalui smartphone. Tak tanggung-tanggung, di Jakarta saja, permainan itu menjamur di tempat kerja Gubernur DKI, di Balai Kota Jakarta, bahkan sampai masuk ke ranah istana.

Namun, dengan maraknya gim tersebut, beredar pesan berantai yang  menyebut bahwa permainan itu dibuat untuk mengumpulkan informasi berupa lokasi melalui gambar atau video yang menjadi latar belakang di dalam permainan itu.

Bahkan, disebut-sebut permainan itu sebagai bagian dari proyek intelijen asing.

Terkait hal itu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen (Purn) Sutiyoso, tidak melarang masyarakat untuk memainkan permainan tersebut.

"Silakan saja yang menyukai game ini untuk bermain, dengan tetap memperhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain," ujar Sutiyoso kepada Liputan6.com, Jumat (15/7/2016).

Selengkapnya...

3. Obrolan Anwar dan Istrinya Sebelum Kabur dari Rutan Salemba

Anwar akhirnya ditangkap di rumah pamannya di Kabupaten Bogor

 Anwar alias Rizal, napi seumur hidup atas pembunuhan keponakannya AAP (12), nekat kabur dari Rutan Salemba tempatnya ditahan. Rupanya, dia tidak tahan bila harus menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruju besi.

Hasil penyelidikan kepolisian dan keterangan istri Anwar, terkuak bahwa usaha kabur dari penjara tersebut disampaikan Anwar sehari sebelum melarikan diri, Rabu 6 Juli 2016.

"Hari Rabu (6 Juli 2016) sekitar pukul 14.30 WIB, Ade membesuk Ke Rutan Salemba. Mereka berbincang mengenai rencana Anwar melarikan diri dari rutan," kata Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya AKBD Budi Hermanto di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Anwar yang memulai percakapan tersebut. Dia mendengar cerita dari teman-teman satu selnya di rutan, bahwa narapidana yang sudah menjalani masa kurungan 10 tahun akan dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Dari cerita itu Anwar lalu khawatir tidak dapat bertemu keluarganya lagi. Apalagi, ongkos ke Nusakambangan tidak murah.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini