Sukses

Penyebab Kaburnya Pembunuh Siswi Benhil Versi Menkumham

Anwar alias Rizal kabur dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 7 Juli 2016 dengan menyamar sebagai perempuan.

Liputan6.com, Jakarta - Anwar, narapidana kasus pembunuhan siswi‎ Madrasah Tsanawiyah (MTs) kabur dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat. Jajaran Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) bersama aparat kepolisian saat ini tengah mencari Anwar yang memiliki nama alias Rizal tersebut.

Menkumham Yasonna Laoly beralasan, kaburnya Anwar karena kurangnya penjagaan di rutan. Sebab, saat ini hampir semua lapas dan rutan kelebihan kapasitas‎.

"Kan sekarang napi itu 190.000-an, tambah padat. Kita kekurangan staf. Satu shift itu pengawasnya 20-an," kata Yasonna di Kemenkumham, Jakarta, Senin (11/7/2016).

Yasonna mengatakan, jumlah sekitar 20 pengawas‎ di tiap lapas dan rutan, tak mungkin dapat mengawasi seluruh narapidana saat kunjungan di hari Idul Fitri kemarin. Apalagi, saat Lebaran itu, tak mungkin sipir melarang sanak keluarga datang menjenguk.

"Pas Lebaran, keluarganya datang. Kan kalau kita tahan (tidak boleh masuk), tidak baik. Anak datang, istri datang, tidak mungkin tidak dikasih ketemu," ucap Yasonna.

‎Anwar alias Rizal kabur dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 7 Juli 2016. Narapidana kasus pembunuhan siswi MTs di Jasinga, Bogor, Jawa Barat, itu kabur dengan menyamar sebagai wanita. Dia dapat lolos karena menggunakan jilbab yang diberikan oleh AI, istrinya.

Selama di Rutan Salemba, Anwar menghuni Blok P. Saat ini, kepolisian bersama jajaran Kemenkumham masih mencari Anwar.

Yasonna mengatakan, modus penyamaran yang dilakukan Anwar bisa saja terjadi. Mengingat, jumlah pembesuk saat Lebaran jumlahnya mencapai ribuan orang. Dengan jumlah yang terbatas, sipir penjara tak bisa ‎mengawasi satu per satu orang yang tumpah ruah di rutan maupun lapas setiap menitnya.

"Bayangkan ribuan orang begitu, ya ada saja modus-modus seperti itu," kata Yasonna.

‎Namun demikian, Yasonna mengatakan, pihaknya akan memberikan sanksi jika memang ditemukan kelalaian oleh jajaran petugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (PAS) di Rutan Salemba.

"Kalau ada kelalaian, atau ada kesengajaan, kesalahan protap, baru diberi sanksi. Tapi kan mengatasi (pembesuk)‎ tidak semudah yang dipikirkan. Bayangkan itu di tengah keterbatasan kita," kata Yasonna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.