Sukses

Hujan Guyur Semarang, Pemudik Terjebak Banjir

Lepas dari banjir, pemudik dihadang rob di sekitar pertigaan Terminal Terboyo dari arah Jakarta atau Barat.

Liputan6.com, Semarang - Setelah rob surut, Kota Semarang kembali direndam air. Kali ini bukan rob, namun banjir akibat hujan yang mengguyur kota itu sejak Sabtu 2 Juli 2016 malam. Akibatnya, banyak pemudik bersepeda motor terjebak banjir dan kendaraan mereka mogok.

Di pantura timur, dari arah Timur menuju Jakarta tepatnya di Pantura Terboyo Semarang, titik terparah rob kembali tergenang. Lokasi tersebut berada 2 km dari perbatasan Demak, Jawa Tengah

Sementara itu, di kawasan Gang Macan, genangan terjadi baik dari arah Demak maupun sebaliknya dari arah Jakarta. Genangan dari arah Jakarta lebih dalam ,dan membuat pengendara harus mendekati pembatas jalan untuk menghindari rob.

Selepas itu, pemudik dihadang rob di sekitar pertigaan Terminal Terboyo dari arah Jakarta atau Barat.

Pemudik kebanjiran di Semarang. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Inge) Hingga hari ini, Minggu (3/7/2016) siang, banjir terparah berada di bawah jembatan Kaligawe. Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu, menyebutkan beberapa titik di kota Semarang tengah dilanda banjir.

"Sungai Banjir Kanal Timur dan Sungai Babon meluap. Banyak tersumpal sampah kiriman dari hulu," kata Hevearita atau Ita kepada Liputan6.com di Semarang.

Menurut Ita, selain merendam jalan raya, banjir akibat luapan dua sungai itu juga melanda perkampungan. Paling parah di daerah Sawah besar.

"Saya masih keliling dan mendata, kebutuhan warga dan apa-apa yang bisa dilakukan dalam kondisi darurat," jelas Ita.

Untuk wilayah Kaligawe yang merupakan jalur mudik utama, Ita menyebutkan, tengah dilakukan pengurasan air dengan menyedot genangan dan mengalirkan air ke sungai. Semua pompa dioperasikan dengan kapasitas maksimal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini