Sukses

Lokasi 7 WNI Disandera di Filipina Terpantau

Sekitar 6.000-10.000 pasukan Filipina telah diposisikan untuk mengepung wilayah penyanderaan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyatakan, lokasi tujuh WNI anak buah kapal (ABK) yang disandera kelompok bersenjata Filipina, sudah terpantau. Mereka semula disandera di pegunungan utara Kepulauan Sulu, dan telah dipindahkan ke arah selatan di wilayah yang disebut Panadao.

"Sudah tiga sampai empat hari ini di sana, nanti kalau digeser lagi entah ke mana, intelijen ada di sana semua pasti saya diinformasikan," ujar Ryamizard di Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Meskipun telah mengetahui lokasi penyanderaan ketujuh ABK tersebut, ia menegaskan, sesuai kesepakatan dua negara, pasukan Indonesia belum bisa dikerahkan untuk membebaskan sandera. Sekitar 6.000-10.000 pasukan Filipina telah diposisikan untuk mengepung wilayah penyanderaan.

"Jangan ngerecok dulu lah, kecuali kalau kita diminta untuk sama-sama baru kita lakukan," kata dia.

Komunikasi dan koordinasi terkait pembebasan WNI ABK terus dilakukan oleh Menhan Ryamizard dan mantan Menhan Voltaire Gazmin, serta Menhan Filipina yang baru dilantik di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte, Delfin Lorenzana.

"Saat saya koordinasi, menhan yang lama dan baru itu nempel terus. Apapun yang kita bicarakan menhan yang baru pasti lapor ke Presiden Duterte, jadi nyambung," ungkap Ryamizard, seperti dikutip dari Antara.

Pada 23 Juni 2016, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mendapat konfirmasi bahwa telah terjadi penyanderaan terhadap WNI ABK Kapal Tugboat Charles 001 dan Kapal Tongkang Robby 152, sebagaimana yang disampaikan Menlu Retno LP Marsudi di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Jumat 24 Juni 2016.

Retno menyebutkan, penyanderaan terhadap tujuh ABK Indonesia itu terjadi di Laut Sulu dalam dua tahap, yaitu pada 20 Juni sekitar pukul 11.30 waktu setempat dan sekitar 12.45 waktu setempat oleh dua kelompok bersenjata yang berbeda.

Retno menegaskan, pemerintah Indonesia akan melakukan semua cara yang memungkinkan untuk membebaskan para ABK yang disandera tersebut melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Filipina.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.