Sukses

Ahok Keberatan Pemerintah Setop Reklamasi Pulau G

Ahok menyebut, pembangunan Pulau G paling memperhatikan lingkungan sekitar dibandingkan pembangunan pulau lain.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku heran mengapa hanya reklamasi Pulau G yang dihentikan oleh pemerintah pusat. Menurut Ahok, penghentian reklamasi Pulau G karena alasan kabel mengherankan, sebab pembangunan pulau oleh PT Muara Wisesa itu sudah disetujui PLN.

"Kita sih tentu keberatan ya, kenapa cuma Pulau G? Karena Pulau G itu ada MoU dengan PLN dan PGN, dan mereka nggak pernah ribut kalau dipindahin. Kalau cuma alasan kabel ya," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Dia menyebut, pembangunan Pulau G justru yang paling memperhatikan lingkungan sekitar dibandingkan pembangunan pulau lain. "Kalau alasan lingkungan, yang ngerusak lingkungan Pulau C dan D lebih parah. Yang G malah lebih rapi. Belanda bilang kerja Pulau G yang paling rapi dikeruk semua lumpurnya," ucap Ahok.

Ahok mencurigai penghentian reklamasi Pulau G hanya karena pengembangnya adalah anak perusahaan Agung Podomoro Land (APL).

"Saya enggak tahu, secara teknik dia (G) lebih bagus daripada pulau lain. Cuman kalau dianggap Podomoro, kan Ahok dianggap gubernur Podomoro kali," kata Ahok.

Sebelumnya pemerintah pusat memutuskan untuk menghentikan proyek reklamasi Pulau G di pantai utara Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan, keputusan tersebut diambil setelah ada evaluasi. Hasil akhir dari evaluasi tersebut adalah proyek reklamasi Pulau G masuk dalam pelanggaran berat.

"Kami putuskan Pulau G untuk dibatalkan, dan juga sampai seterusnya," ujar Rizal di Jakarta, Kamis 30 Juni 2016.

Penetapan pelanggaran berat ini lantaran proyek reklamasi pulau tersebut membahayakan lingkungan hidup sekitar, mengganggu proyek vital strategis dan mengganggu lalu lintas pelabuhan. "Pulau G masuk pelanggaran berat karena di bawahnya banyak kabel listrik, power station PLN," lanjut Rizal Ramli.

Selain itu, ujar Rizal Ramli, proyek reklamasi ini juga mengganggu jalur lalu lintas kapal nelayan di sekitar Muara Angke. Karena itu, mau tak mau kapal-kapal tersebut harus memutar arah agar bisa mendaratkan hasil tangkapan.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini