Sukses

Pemerintah Gandeng Eks Teroris Gencarkan Deradikalisasi

Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bakal memfasilitasi keinginan mantan teroris untuk melakukan deradikalisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Terpidana seumur hidup mantan teroris Bom Bali I Ali Imron mengaku telah bertaubat. Dia pun meminta untuk dilibatkan dalam penanggulangan terorisme di Indonesia dalam setiap program deradikalisasi. 

"Acara ini bukan saya diminta BNPT, Densus, Yenny Wahid. Ini permintaan saya 13 tahun lalu. Mudah-mudahan kedatangan saya bisa mencerahkan (warga). Tahu fakta terorisme dan mau diajak menanggulangi terorisme," tutur Ali Imron di Masjid Al Fataa, Jalan Menteng Raya, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2016).

Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bakal memfasilitasi keinginan mantan teroris itu.

"Ya keinginan itu akan kita fasilitasi dan saya pikir baik. Saya malah undang ke kantor sama Bu Yenny untuk program (deradikalisasi) itu," ujar Luhut.

Deradikalisasi, lanjut Luhut, merupakan tugas bersama seluruh warga Indonesia. Sebab itu, saat ini pemerintah tengah merancang upaya pencegahan terorisme agar masyarakat dapat terlepas dari doktrin buruk yang gencar dilakukan oleh aliran radikal yang ada.

"Bersama-sama dirancang dan memang sudah jalan. Sekarang tinggal kita isi rame-rame. Itu kan bukan pekerjaan satu orang ya. Itu pekerjaan bersama," terang dia.

Meski tidak bisa menjamin bahwa Ali Imron benar-benar telah bertaubat, namun pemerintah mencoba menjelaskan kepada eks teroris akan dampak yang telah mereka perbuat.

Saat ini, program deradikalisasi disusun oleh BNPT, PBNU, PP Muhammadiyah, dan sejumlah ulama. "Siapa yang bisa jamin. Saya yakin nuraninya mereka akan lihat juga kalau kita jelaskan apa yang terjadi. Tidak ada yang bisa jamin hidup. Apa Anda bisa jamin saya juga? Mereka sudah susun. Bu Yenny ikut, BNPT ikut, terpadu dengan Kemenag, PBNU, Muhammadiyah, terpadu semua," terang Luhut.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.