Sukses

Suporter Anarkis dan Vaksin Palsu di Pundak Kapolri Baru

Soal suporter anarkis dan vaksin palsu jadi dua persoalan yang akan menjadi tugas Tito di awal masa jabatannya sebagai Kapolri

Liputan6.com, Jakarta - Ketukan palu menandai disahkan Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai Kapolri terpilih. Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fadli Zon, sebanyak 341 anggota DPR yang hadir menyetujui dirinya menjadi Kapolri, setelah mendengarkan laporan dari Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo‎ terkait proses uji kelayakan dan kepatutan Tito Karnavian.

"Apakah semuanya setuju?" tanya Fadli Zon di ruang rapat paripurna, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Juni 2016.

Secara serempak, seluruh anggota Dewan yang hadir menyetujuinya.

"Setuju, setuju," jawab anggota yang hadir. Palu pun di ketuk sebagai tanda sah nya mantan Kapolda Metro Jaya itu sebagai Kapolri terpilih.

Kendati masih terlihat sedikit raut ketegangan, senyum nampak tersungging di wajah Tito saat mendengar suara serempak para wakil rakyat menyetujui dirinya sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Korps Bhayangkara.

Tito kemudian diperkenalkan di depan paripurna sebagai Kapolri baru oleh pimpinan DPR. Setelah itu, satu persatu pimpinan DPR memberi ucapan selamat kepada Tito.

Sejumlah Anggota DPR memberikan selamat kepada Kapolri terpilih  Komjen (Pol) Tito Karnavian usai mengikuti sidang paripurna dengan agenda pengesahan dirinya sebagai calon Kapolri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/6). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tito pun memberi hormat kepada forum paripurna, lalu berfoto bersama dengan pimpinan DPR.  Kamera foto pun menyalak bergantian mengabadikan momen tersebut . Paripurna pun akhirnya ditutup dengan cepat setelah agenda pengesahan itu.

Setelah itu, ratusan anggota DPR yang hadir maju ke depan forum untuk juga memberi ucapan selamat kepada Tito. "Selamat Pak Tito. Selamat," ucap Ketua Komisi III Bambang Soesatyo mengawali antrian ucapan selamat kepada pria asal Palembang Sumatera Selatan itu.

Hadir seluruh perwakilan fraksi. Mereka mengantre membentuk barisan untuk menyalami Tito.

Sepakat Disetujui

Tito sebelumnya telah menjalani fit and proper test di Komisi III DPR, Kamis 23 Juni 2016. Ia ditunjuk Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang pensiun akhir Juli 2016.

Dari 10 fraksi di Komisi III DPR, seluruhnya 'merestui' Tito Karnavian menjadi Kapolri yang dianggap memiliki karir cemerlang dan terbukti clean and clear terkait harta yang dimilikinya dari Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan (PPATK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Agar Polri tidak kehilangan kepercayaan dari publik, mantan Kapolda Papua ini pun menjanjikan reformasi internal di Polri. Lalu, tugas Polri melayani masyarakat juga akan dioptimalkan.

"Layanan publik yang lebih mudah diakses masyarakat, lebih cepat, bebas calo, dan berbasis teknologi informasi," kata Tito.

Selain itu, dia menjanjikan proses pelayanan publik yang sederhana alias tidak lagi berbelit-belit. 'Reformasi' pelayanan publik ini dilakukan agar masyarakat mendapat kemudahan akses.

Tito Karnavian akan menggantikan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang pensiun akhir Juli 2016.

Tak hanya itu, secara khusus Tito juga memberikan perhatian terhadap kesejahteraan anggota-anggotanya.

"Peningkatan tunjangan kinerja. Di 2019 mencapai 100 persen. Sekarang baru 57 persen. Anggota Polri juga berhak menempati rumah dinas yang akan diperbanyak. Selain itu, ada juga program menambah rumah sakit khusus Polri," ujar dia.

"Lalu juga peningkatan tunjangan kemahalan bagi anggota di daerah perbatasan dan di Papua," sambung dia.

Selain itu, Tito pun menjanjikan program wirausaha serta asuransi keselamatan kerja. Ada pula dukungan operasional untuk Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusuh Suporter Bola dan Vaksin Palsu

Kendati baru aktif setelah dilantik oleh Presiden Jokowi, tugas berat Tito sebagai pimpinan tertinggi Polri sudah tampak di depan mata. Setidaknya, Tito mengatakan ada dua program kerja yang menjadi prioritasnya saat ini. Pertama, terkait penanganan arus mudik seiring Hari Raya Idul Fitri.

"Tapi paling utama pengamanan arus mudik dan arus balik dulu yang utama. Paling utama sekali itu karena ini Lebaran," kata Tito.

Yang kedua, Tito menyatakan, yakni terkait kerusuhan suporter b‎ola yang baru saja terjadi, yakni antara pendukung klub Persija Jakarta, The Jakmania, dengan aparat kepolisian, di Stadion Utama Gelora Bung Katno, Jumat, 24 Juni 2016 malam.

"Lainnya hal-hal yang potensial terjadi konflik itu menjadi atensi saya. Seperti kasus bola, itu harus kita selesaikan dengan cepat dan hukum harus berjalan," ucap mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.

Tito menegaskan proses hukum dalam kasus kerusuhan yang mencelakai 4 anggota polisi itu harus ditegakkan. Namun, harus ada pembicaraan, baik dari Polda Metro Jaya maupun organisasi yang menaungi Jakmania.

Suporter Persija mengejar petugas kepolisian saat terlibat kericuhan pada laga lanjutan  Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo antara Persija melawan Sriwijaya FC di  Stadion GBK Jakarta, Jumat (24/6/2016). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

"Perlu ada komunikasi antara Polda dan Jakmania, sehingga kebuntuan dan hal-hal yang kurang pas dapat diselesaikan dengan baik," kata Tito Karnavian usai disahkan sebagai Kapolri di gedung DPR, Senayan.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini pun ingin kedua belah pihak antara polisi dan Jakmania sama-sama menghormati hukum yang berlaku. Untuk polisi, ia mendorong agar semuanya dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. "Karena kemarin ada ribut, saya berpendapat harus ada sanksi untuk itu dan bukan sanksi hukum saja," ujar dia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu mengimbau, The Jakmania jangan termakan isu-isu provokasi dari kabar yang belum jelas sumbernya. Hal tersebut agar tidak terjadi kericuhan lagi antara polisi dan The Jakmania.

"Tapi dalam posisi saat ini teman-teman Jakmania harus menahan diri. Perlu ada langkah-langkah cepat untuk mengatasi hal itu‎," ucap Tito.

Ungkap Vaksin Palsu

Selain kasus anarkisme yang dilakukan suporter sepak bola, kasus beredarnya ribuan vaksin palsu juga layak di jadikan sebagai tugas berat bagi Tito.

Berbagai pihak mendesak agar kepolisian menelusuri kasus tersebut. Apalagi, vaksin palsu yang ternyata sudah tersebar hingga ke Jawa tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur itu telah diproduksi sejak tahun 2003.

Anggota Komisi III DPR Dwi Ria Latif mengatakan tak ada ampun bagi para pelaku kejahatan tersebut. Politisi PDI Perjuangan ini menilai, kasus pemalsuan vaksin bagi bayi sudah masuk kategori kejahatan luar biasa.

Ia pun berharap, agar Polri di bawah kepemimpinan Tito dapat mengungkap jaringan penjualan vaksin palsu yang telah tersebar hingga ke rumah sakit dan klinik- klinik di daerah.

"Negara dibohongi dengan adanya vaksin palsu, bukan hanya meraup keuntungan tapi bagaimana mereka bisa mencelakakan anak-anak kita. Kita tidak bisa mengetahui anak-anak mana saja yang sudah diberi vaksin palsu itu,"‎ dia memaparkan.

Polisi akhirnya menemukan ribuan botol obat yang diduga sebagai vaksin palsu di perumahan Kemang Regency, Bekasi TImur, Kota Bekasi.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun angkat bicara, perbuatan kriminal tersebut tidak bisa dibiarkan. Sebab, sangat membahayakan kesehatan bayi.

"Tentu ini sangat berbahaya. Berbahaya untuk kesehatan, apalagi untuk bayi kecil disuntikkan dengan vaksin palsu," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 24 Juni 2016.

JK yakin, jajaran kepolisian dibantu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah bekerja maksimal, untuk menanggulangi peredaran vaksin palsu ini. Dengan demikian tidak lagi membahayakan masyarakat. "Soal vaksin ini kan masalah kriminal. Saya kira polisi dan BPOM sudah melakukan tugas dengan baik," kata JK.

Kendati dibayangi tugas berat yang menanti, namun Tito berjanji akan bekerja semaksimal mungkin untuk kebaikan Korps Bhayangkara.

Seperti yang ia katakan saat mendapatkan kunjungan komisi III DPR RI di rumahnya, ia menganggap jabatan Kapolri yang akan ia emban sebagai amanah. Namun, itu merupakan cobaan dari sang kuasa yang harus ia hadapi.

"Saya diberikan amanah ini, bagi saya adalah suatu cobaan dari Allah SWT. Saya ingin berbuat yang terbaik bagi Polri, masyarakat, bangsa, dan negara. Saya kira itu saja," tutur Tito Karnavian.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.