Sukses

ABK yang Lolos dari Penyanderaan di Filipina Alami Gejala Trauma

Meski kondisinya dinyatakan sehat, beberapa ABK mengalami gejala trauma seperti tidak fokus saat diajak bicara.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak lima dari enam anak buah kapal (ABK) tugboat (TB) Charles yang tersisa menjalani pemeriksaan kesehatan di markas Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, para ABK dikumpulkan untuk dimintai keterangan bersama-sama.

"Kondisi mereka cukup baik. Tidak ada bekas penganiayaan, bekas luka atau memar," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Balikpapan Letnan Kolonel Laut (P) Luhut Siagian seperti dikutip Antara, Sabtu (25/6/2016).

Keterangan Danlanal berdasar hasil pemeriksaan dokter Lanal Balikpapan, Letnan Dua Laut dr Nopial Ade Chandra. Selama sekitar setengah jam, dr Nopial memeriksa seluruh ABK di Balai Kesehatan Lanal Balikpapan.

"Yang diperiksa adalah tekanan darah, suhu tubuh, denyut jantung yang terasa pada nadi, dan pernapasan," jelas dr Nopial. Turut dicek pula sekujur tubuh para ABK, dari ujung kepala hingga jari-jari kaki, untuk mendapati tanda-tanda kekerasan.

Kendati demikian,beberapa ABK mengalami gejala trauma seperti tidak fokus saat diajak bicara. "Nanti juga sembuh sendiri, seiring dengan waktu berlalu," jelas dr Nopial.

Sebelumnya TB Charles yang ditunggu sepanjang Jumat malam dan Sabtu dinihari akhirnya merapat ke Pelabuhan Semayang, Balikpapan, pukul 08.58 WIT.

Kapal milik perusahaan pelayaran (PP) Rusiana di Samarinda itu itu melaju dengan kecepatan 6-8 knot sepanjang malam hingga baru tiba di Pelabuhan Semayang pada Sabtu pagi.

Awalnya Menahan 3 ABK

TB Charles mengalami nahas di Laut Sulu, Filipina Selatan, pada Selasa 21 Juni. Saat berlayar menarik kembali tongkang Robby kembali ke Indonesia, 7 dari 13 awaknya disandera dan diculik kelompok bersenjata asal Filipina. Kapal dikejar dan dihentikan para pria bersejata api laras panjang di tengah laut.

Gerombolan bersenjata itu menahan kapten kapal Ferry Arifin, kepala kamar mesin M Mahbrur Dahri, serta masinis pertama Edi Suryono. Mereka kemudian menambah sandera dengan juga menculik mualim satu Ismail, masinis ketiga M Nasir, oil man atau pembantu kamar mesin M Sofyan, serta jurumudi Robin Piter.

Dari sumber di Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Kaltim, yang mengutip penuturan mualim satu Andi Wahyu, setelah menahan kapten kapal dan dua orang lainnya serta memutuskan tali pengikat tongkang Robby, para bajak ini meninggalkan kapal.

Namun 10 awak yang tinggal memutuskan untuk mengejar, sehingga membuat para penculik bereaksi dengan kembali ke kapal dan menambah jumlah sandera empat orang lagi. "Jadi seluruhnya mereka menyandera tujuh orang," kata Luhut Siagian.

Keenam ABK yang tersisa menjalankan kapal kembali ke Indonesia, di antaranya mualim dua Andi Wahyu, masinis empat Syahril, juru mudi Reigar Lahiwu, juru mudi Albertus Temu Slamet, juru mudi Rudi Kurniawan, dan juru masak Agung E Saputra. Mereka tiba di Pelabuhan Semayang di Balikpapan pada Sabtu pagi dengan pengawalan 2 kapal perang TNI AL.

"Kedua kapal perang yaitu KRI Sidat 851 dan KRI Multatuli 561, mengawal sejak TB Charles masuk perairan Indonesia," pungkas Luhut Siagian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.