Sukses

Panglima TNI Heran Masih Ada Kapal Melintas di Filipina Selatan

Sejauh ini, komunikasi intensif terus dijalin dengan Filipina. Filipina juga berjanji akan menindaklanjuti permasalahan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Penyanderaan WNI kembali terjadi. Kini 7 ABK kapal tug boat Charles 001 Ting dan tongkang Roby 152 diculik di kawasan Filipina Selatan.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, sejak adanya dua kali penyanderaan, Kementerian Perhubungan sudah mengeluarkan larangan berlayar di wilayah sekitar Tarakan menuju Filipina. Tapi, rupanya masih ada kapal yang nekat melintas.

"Dan sudah ada moratorium dari Menhub untuk kapal-kapal tidak bergerak dulu ke sana. Jadi ini yang dipertanyakan kenapa dia bisa ada izin pelayaran ke sana gitu," jelas Gatot di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (24/6/2016).

Jalur itu memang jalur ekonomi. Bahkan 96% listrik di Manila bahan baku batu baranya berasal dari Indonesia. Menurut Panglima TNI, Seharusnya ada upaya lebih dari pemerintah Filipina untuk mengantisipasi hal ini.

Sejauh ini, komunikasi intensif terus dijalin dengan Filipina. Filipina juga berjanji akan menindaklanjuti permasalahan ini.

"Upayanya tetap saja, diplomasi total tadi. Menlu intensif ke sana kemudian pemerintah Filipina akan mengerahkan segala daya upaya untuk bisa membebaskan itu," ujar Gatot.

Patroli Bersama

Gatot mengatakan, kejadian ini semakin menegaskan perlunya patroli bersama antara Indonesia dan Filipina. Sehingga kejadian ini tidak perlu terjadi lagi.

"Sekarang belum. Kan baru kesepakatan, baru MoU saja tetapi Kementerian Pertahanan kemarin sudah ke Filipina untuk menindaklanjuti ini. Kemudian sedang diproses, kemudian nanti SOP (standar operasi)-nya baru antar-panglima," jelas Gatot.

Sejak perjanjian ditandatangani, Indonesia sebenarnya sudah siap patroli bersama. Hanya saja, situasi politik Filipina saat pergantian pemerintahan membuat patroli bersama belum bisa dilaksanakan.

"Ini yang membuat kita tidak bisa cepat," lanjut Gatot.

Penyanderaan ketiga kalinya ini tentu sangat disesalkan. Karena itu, Indonesia siap melakukan segala langkah atas persetujuan pemerintah Filipina.

"Jelas, jelas dibutuhkan. Operasi bersama ini diperlukan karena itu adalah jalur ekonomi," pungkas Gatot.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.