Sukses

Top 3: Saat Tito Karnavian Dengar Tangisan Teroris

Simak Top 3 News edisi Jumat pagi, 24 Juni 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Sebelum menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian pernah bertugas selama enam tahun di Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Calon kapolri ini pun punya cerita menarik saat bertugas.

Selain itu, Jokowi meminta TNI memperkuat pengamanan di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal News hingga Jumat pagi (24/6/2016).

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News.

1. Cerita Calon Kapolri Tito Karnavian soal Tangis Teroris

Komjen Pol Tito Karnavian saat mengikuti fit and proper test di Komisi III DPR. (via: Liputan6.com)

Rekam jejak calon Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian di bidang penanggulangan terorisme tidak diragukan lagi. Sebelum menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Tito pernah bertugas di selama enam tahun di Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

Tito merupakan salah satu perwira yang bergabung dalam tim penumpasan jaringan terorisme pimpinan Noordin Mohammad Top pada 2009.

Dia menilai, ada fenomena menarik terkait terorisme. Hal tersebut disimpulkannya setelah menginterograsi 500 teroris selama bertugas.

"Memang ada fenomena menarik. Mereka (teroris) memiliki untuk doktrin bunuh diri. Ini adalah hal yang dicari mereka. Jihad merupakan rukun Islam keenam bagi mereka," kata Tito saat bercerita tentang teroris ketika uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR, Jakarta, Kamis, 23 Juni 2016.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu pun mencontohkan hasil wawancaranya dengan Mohammad Rois, terpidana mati kasus bom Kedutaan Besar Australia pada 2004. Saat ditangkap, kata Tito, Rois menangis di hadapannya.

"Dia nangis, 'Karena hilang momentum saya konfrontasi dengan polisi'," kata Tito menirukan Rois.

Selengkapnya baca di sini...

2. Jokowi Minta TNI Perkuat Pengamanan di Natuna

Presiden Jokowi di perairan Natuna

Presiden Jokowi meminta agar patroli dan penjagaan di Kepulauan Natuna ditingkatkan. Kepulauan tersebut berbatasan dengan Malaysia, Vietnam, dan Kamboja.

"Saya minta kemampuan TNI dan Bakamla (Badan Keamanan Laut) dalam menjaga laut harus lebih ditingkatkan, baik dalam hal kelengkapan teknologi radar maupun kesiapannya," ujar Jokowi saat melakukan rapat terbatas di atas KRI Imam Bonjol 383, Kamis 23 Juni 2016.

Sebelumnya di perairan kepulauan itu terjadi insiden yang melibatkan otoritas Indonesia dengan perahu milik Tiongkok. Perahu itu diduga melakukan pencurian ikan.

Jokowi juga menginstruksikan kepada menteri terkait agar dilakukan percepatan pembangunan di Natuna.

Selengkapnya baca di sini...

3. Eks Ketua JI: Menyerahlah Santoso, Kasihan Sama Keluarga

Tidak adanya suplai logistik membuat kelompok teroris Santoso kelaparan dan terjepit (Istimewa)
Mantan Ketua Mantiqi (wilayah kekuasaan) III Jamaah Islamiyah (JI) Mohamad Nasir alias Nasir Abas menyerukan kepada seluruh kelompok sipil bersenjata, termasuk pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah untuk menyerahkan diri kepada aparat keamanan.

Ia meminta Santoso dan kelompoknya segera menghentikan aksi radikalisme dan tidak melanjutkan niatnya yang dinilai tidak sejalan dengan ideologi bangsa.

"Cukuplah Santoso, turunlah, menyerahkan diri lebih baik, kasihan sama keluarga. Untuk tujuan apa lagi. Indonesia tidak memusuhi atau memerangi umat Islam. Indonesia menghargai dan memberikan banyak kemudahan kepada Islam," kata dia dalam diskusi "Menangkal Deradikalisasi Mengatasnamakan Agama" di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu malam 22 Juni 2016, seperti dikutip dari Antara.

Selengkapnya baca di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.