Sukses

Mensos Cemaskan Penggunaan Media Sosial di Masyarakat

Menurut Khofifah, setiap pengguna media sosial bermain pada zona emosi masing-masing sehingga sangat sulit dikontrol.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa cemas soal perilaku masyarakat dalam menggunakan media sosial. Sebab, penggunaan media sosial minim filter. Menurut Khofifah, setiap pengguna media sosial bermain pada zona emosi masing-masing sehingga sangat sulit dikontrol.

"Kalau ada satu orang ngetwit, kemudian di re-twit terus menerus. Tapi ternyata itu isinya fitnah, ini yang bahaya," kata Khofifah di rumah dinasnya di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Rabu 15 Juni 2016 malam.

"Itu yang saya khawatir macam-macam fitnah bisa muncul, kontra produktif bisa muncul, subjektifitas. Yang bisa menahan, ya diri masing-masing. Karena kalau sudah pegang gedget yang diajak emosi  kita," imbuh Khofifah.

Apalagi, kata dia, sangat jarang orang saat ingin mengomentari sesuatu di media sosial miliknya, bertanya dulu kepada rekan atau bahkan orang tua.

"Taruhlah yang sekarang sedang ramai tentang calon tunggal Kapolri misalnya. Lalu ada yang nge-twit, kemudian di re-twit, kalau ini fitnah malah akan berkepanjangan. Itu yang harus kita jaga," jelas dia.

Khofifah juga menyinggung soal cara seseorang meminta maaf. Menurut dia, saat ini permintaan maaf kepada seseorang kerap kali hanya disampaikan melalui pesan singkat tanpa harus bertemu orang yang bersangkutan.

"Kalau hakkul adami memang harus ketemu. Kalau Imam Syafii malah ditunjukan salah saya ini, ini, ini. Itu yang memang mestinya. Ramadan artinya pembakaran, pembakaran nilai subjektif kita, emosi yang sehat sehingga muncul objektifitas. Itu yang kita bakar," ujar Khofifah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini