Sukses

Menhan Ryamizard: Kita Tidak Benci Komunis, Tapi...

Ryamizard geram dengan adanya upaya kebangkitan PKI di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara pertemuan Kementerian Pertahanan (Kemhan) bersama para tokoh organisasi masyarakat (Ormas) Islam Nahdlatul Ulama (NU), Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyinggung adanya upaya kebangkitan Partai Komunisme Indonesia (PKI) di Tanah Air.

Ryamizard mengatakan, sebenarnya bangsa Indonesia tidaklah membenci komunis dari sisi ideologi, dan mempelajari ideologi komunis juga tidak salah. Yang terlarang di Tanah Air adalah pendirian organisasi politik dari komunisme itu, seperti PKI.

"Kita tidak benci komunis. Kita tetap kawan dengan China, Rusia. Nah (yang kita tolak) PKI, berkali-kali berontak," tutur Ryamizard dalam rangkaian acara Menyongsong 1 Abad NU di Gedung Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (6/6/2016).

Ryamizard geram dengan adanya upaya kebangkitan organisasi 'haram' itu di Tanah Air. Sebab, saat TNI bersama NU sedang gencar berkampanye anti-ISIS dan gerakan radikal lainnya, tiba-tiba muncul PKI.

"Sekarang kita lagi ajak saudara-saudara, temen kita yang radikal, eh dia (PKI) muncul lagi. Mengganggu. Itu tidak boleh terulang lagi begitu," ujar dia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga tidak setuju, dengan adanya upaya pencarian makam para anggota organisasi PKI yang dibersihkan pada masa lalu. Bagi dia, itu hanyalah akan memperburuk keadaan dan menampakkan kembali luka lama bangsa.

"Bangsa kita bangsa yang lemah. Bangsa yang mudah melupakan. Ya sudahlah, kalau minta gali kubur. Bangsa kita dibantai oleh Westerling kita tak pernah bongkar-bongkar. Yaudah lah. Saya Menhan bukan provokator. Yang salah saya katakan salah," kata dia.

"Dari NU banyak yang dibantai. Maen bola kalah dari PKI, dibunuh sama PKI. Apa tidak sadis itu?" sambung Ryamizard, mencontohkan.


Pancasila Harga Mati

Ryamizard mengatakan, sebenarnya PKI sudah tidak pantas lagi berupaya bangkit kembali Tanah Air. Sebab, ideologi PKI tidak sesuai dengan ideologi Indonesia.

Apalagi, kata dia, PKI lebih identik dengan atheisme. Sementara rakyat di Tanah Air sangatlah religius dan merupakan bangsa dengan umat Islam terbesar di dunia.

"Di dunia ini ada beberapa paham. Satu liberal kapitalis, kedua sosialis, ketiga komunis, keempat radikal. Dari keempat itu, yang kelima ya ini Bung Karno yang gali, Pancasila. Pancasila harga mati. Tak perlu takut dengan yang lain," tegas dia.

Ryamizard pun menyinggung ungkapan yang pernah diutarakan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Bangsa Indonesia haruslah suci dan berpegang pada yang suci.

"Kata-kata Jenderal Sudirman itu kita harus suci. Kalau melawan yang tidak suci pasti menang. Pancasila inilah yang batin, 4 paham yang lain itu sifatnya lahir. Yang batinlah yang pasti menang karena dalam lindungan Allah," jelas dia.

Menurut Ryamizard, dirinya memang tidak menampik adanya sejarah pembantaian PKI pada masa lalu. Kendati, negara tidak perlu meminta maaf untuk itu.

"Masa yang diberontakin yang minta maaf. Nggak masuk akal. Kalau mereka nggak berontak, nggak bunuh-bunuhin jenderal-jenderal itu, ya nggak ada nama jalan Ahmad Yani dan lain-lain," kata dia.

Ryamizard menegaskan, jika negara meminta maaf, maka akan timbul kesan PKI dibolehkan kembali hadir di Tanah Air. "Kalau sekadar minta maaf, nanti lah akhir Lebaran minta maaf lahir batin. Itu lebih afdol. Kalau ini kan politik. Kalau sudah minta maaf, (dipikir) dukung," pungkas Ryamizard.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini