Lagi, Belasan Korban Tewas Pembantai Politik Ditemukan

Liputan6.com, Mangindanao: Tim forensik Filipina, Rabu (25/11), kembali menemukan 11 jenazah korban pembantaian politik di Provinsi Maguindanao, Filipina selatan. Enam di antaranya ditemukan terkubur bersama kendaraan yang mengantar mereka. Lima jenazah lainnya ditemukan dalam sebuah kuburan masal tidak jauh dari tempat kejadian.

Dengan temuan baru ini, jumlah korban tewas dalam peristiwa berdarah itu bertambah menjadi 57 orang. Mereka yang tewas di antaranya adalah istri dan dua saudara kandidat gubernur, Ismael Mangudadatu serta 18 jurnalis lokal yang menemani mereka untuk mengisi berkas pencalonan.

Militer Filipina bertindak cepat dengan melucuti ratusan personel para militer lokal di Provinsi Maguindanao yang dikuasai Klan Ampatua. Wewenang untuk membantu pemerintah dalam memerangi kelompok radikal sering disalahgunakan demi kepentingan tetua Klan.

Pemerintah Gloria Arroyo hingga Rabu malam belum menetapkan secara resmi satupun tersangka terkait tragedi kekerasan itu. Kontan, hal ini mengundang kecaman dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-Moon, serta sejumlah badan pengawas hak asasi manusia. Mereka meniai Arroyo sangat lamban dalam menangani kasus ini.

Sebelumnya, Pemerintah Filipina telah menetapkan status darurat di sebagian wilayah di Maguindanao. Sebagai bentuk penetapan status darurat itu, tentara bersenjata lengkap yang didukung kendaraan lapis baja disiagakan. Ini untuk mencegah terulangnya kekerasan bersenjata [baca: Status Darurat Diberlakukan di Filipina Selatan].

Terkait tragedi ini, puluhan aktivis perdamaian serta jurnalis menggelar aksi damai dengan menyalakan lilin untuk mengenang korban yang tewas dalam pembantaian. Selengkapnya, simak video berita ini.(UPI/BOG)