Sukses

SBY Paparkan Kebangkitan Asia di Forum Shanghai

Bank Pembangunan Asia memprediksikan terdapat tiga miliar kelas menengah akan tumbuh di Asia pada 2050.

Liputan6.com, Shanghai - Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Asia telah menjadi poros kekuatan ekonomi dunia, namun masih banyak tantangan global yang harus dihadapi.

"Kita harus mampu membangun komunitas Asia agar tumbuh menjadi mesin penggerak ekonomi dunia yang kokoh," kata SBY sebagai pembicara kunci pada Forum Shanghai di Universitas Fudan, Shanghai, Tiongkok seperti dikutip Antara, Sabtu (28/5/2016).

SBY memaparkan, situasi geopolitik dunia masih diselimuti ketidakpastian antara lain hubungan negara-negara besar yang relatif dinamis, karena kurangnya kepercayaan strategis di antara mereka.

"Arsitektur keamanan regional, utamanya Asia Pasifik juga semakin dinamis dan sulit ditebak," tutur SBY.

"Terkait itu, kami berharap hasil pemilihan politik di Fillipina, Jepang, Korea Selatan, dan Australia mampu memberikan energi segar guna memperkuat kerja sama regional demi kemakmuran bersama," imbuh dia.

Situasi ekonomi global yang masih melambat menjadi tantangan yang harus dihadapi negara-negara Asia. Bahkan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2016 hanya sekitar 3,2 persen dari sebelumnya 3,4 persen.

"Saya yakin abad Asia akan mampu tampil. Karena beberapa potensi kekuatan yang dimilikinya, seperti jumlah kelas menengah yang terus tumbuh, yang memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, pendapatan pajak, pertumbuhan kota dan lainnya," kata SBY.

Bank Pembangunan Asia memprediksikan terdapat tiga miliar kelas menengah akan tumbuh di Asia pada 2050. Jumlah tersebut berlipat-lipat lebih besar dibandingkan jumlah populasi AS, Kanada dan Amerika Latin.

"Keberadaan para kelas menengah juga akan menumbuhkan kewirausahaan lebih cepat di Asia. Kewirausahaan menandakan adanya kepercayaan diri dan kemandirian, dan berani mengambil resiko dan semuanya bermuara pada inovasi. Inovasi hal penting memenangkan persaingan," kata SBY.

Sejak Tahun 2005

Selain itu, kekuatan lain untuk mendukung abad Asia adalah konektivitas, baik fisik maupun non fisik atau dalam jaringan, semisal media sosial. Konektivitas dalam berbagai dimensinya menjadi kekuatan pendorong bagi perubahan di Asia untuk tumbuh dan berkembang lebih baik, serta menjadi bagian penting evolusi abad Asia.

"Hal lain yang perlu dibangun adalah regionalisasi. ASEAN dapat menjadi contoh yang baik, meski terdapat perbedaan kepentingan nasionalisme di antara anggotanya, namun mampu bersatu menjadi kekuatan regional yang diperhitungkan. Asia harus benar-benar bersatu dan kuat untuk menjadi kekuatan yang diperhitungkan," kata SBY.

Forum Shanghai yang diselenggarakan tiap tahun sejak 2005 merupakan ajang diskusi tentang berbagai topik aktual, dengan mengundang para pemimpin atau mantan pemimpin dunia, akademisi, pelaku usaha, pemerhati dan pakar.

Beberapa nama seperti Sekjen PBB Ban Ki-moon, mantan Perdana dan Menteri Singapura Lee Kuan Yew pernah menyampaikan pidatonya pada forum tersebut.

Forum Shanghai telah memiliki struktur organisasi tetap bekerja sama antara lain dengan Yale University, University of Chicago, Washington University in St. Louis, Georgetown University, Peterson Institute for International Economics, the Chinese University of Hong Kong, Waseda University, dan London School of Economics and Political Science.

Pada penyelenggaraan tahun ini Forum Shanghai mengusung tema "Economic Globalization and Asias Choice Interconnectivity, Integration and Innovation: Building Community of Common Destiny in Asia".

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.