Sukses

Geram Ada Teknisi AC Tewas di Kantornya, Ahok Buat Pelatihan K3

Tidak ingin hal tersebut terulang, Ahok mengadakan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi seluruh SKPD di Balai Kota Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok geram dengan kecelakaan kerja yang berujung meninggalnya petugas kontrak saat memperbaiki AC di kantornya beberapa waktu lalu. Dia menyalahkan Biro Umum Pemerintah Provinsi DKI yang melempar kesalahan kepada kontraktor.

Tidak ingin hal tersebut terulang, Ahok pun mengadakan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi seluruh SKPD di lingkungan Balai Kota Jakarta.

"Harusnya ada ini (pelatihan) jangan nunggu ada kejadian dulu. Aneh ada petugas swasta jatuh. Kekonyolan namanya kalau kontraktor kerja tanpa kita ngerti. Biro umum nyalahin kontraktor lagi. Enggak bisa. Ini kesalahan biro umum. Enggak becus," kata Ahok saat pembuka pelatihan K3 di Balai Kota DKI, Senin (23/5/2016).

Menurut dia, pelatihan sangat penting untuk menjamin keselamatan kerja. Ahok tidak ingin apabila kebakaran, ada orang meninggal karena tidak dapat menggunakan hydran atau panik.

Dia menegaskan seluruh pegawai harus mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) K3.

"Pelatihan ini harus bisa. Harga mati. Alangkah malunya kita, kalau ada kejadian ditemukan mati terbakar padahal di situ ada hydran. Yang penting jangan panik. Ini hukumnya wajib. Kalau dalam agama, enggak dilakukan dosa. Jadi bukan makruh, tapi wajib," kata Ahok.

Dia mengaku heran karena hal teknis seperti ini, harus langsung turun tangan. Dia pun mengancam akan mengganti semua PNS yang malas membaca SOP untuk keselamatan kerja dan digantikan dengan pegawai kontrak individual.

"Masak sampai SOP saya ajarin? Gubernur itu sampaikan visi misi atau program kerja. Lama-lama saya pecatin semua, saya ganti kontrak individual semua. Padahal SOP tinggal baca. Terus masak pelatihan perlu bayar orang lagi? Lah, kalian kan sudah digaji. Yang benar saja. Enggak lucu," Ahok menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.