Sukses

Segmen 2: Pendiri Kampung Migran hingga Tragedi Trisakti 1998

Salas mendirikan kampung migran di kampung halamannya Wonosobo. Sementara bendera setengah tiang menandai duka peristiwa Tragedi Trisaksi.

Liputan6.com, Wonosobo - Dengan pengalaman berorganisasi saat jadi buruh di Hong Kong pada 2011, Maizidah Salas mendirikan kampung migran di kampung halamannya Wonosobo, Jawa Tengah. Tujuannya membuat warga setempat lebih mandiri.

Sementara itu, bendera merah putih setengah tiang menandai duka sekaligus penghormatan bagi empat mahasiswa yang menjadi korban dalam Tragedi Trisakti 1998.  Mahasiswa dan keluarga korban juga menggelar napak tilas.



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.