Sukses

Lerai Keributan, Satpam Hotel Tanah Abang Tewas Dikeroyok Preman

Sebelum mengeroyok satpam, gerombolan pemuda di Tanah Abang memalak seorang sopir truk.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang Satpam sebuah hotel di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Edi Firmansyah (46), tewas dikeroyok oleh sekelompok orang, Rabu dini hari. Padahal saat itu, korban hendak melerai keributan antara supir truk dan sekelompok pria yang belakangan mengeroyok satpam tersebut.

Peristiwa itu terjadi pada pukul 02.30 WIB, di Jalan Wahid Hasyim, Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).

Bermula dari adanya keributan antara penumpang minibus dan seorang sopir kontainer.

"Berdasarkan keterangan saksi, para pelaku mengendarai mobil Avanza dalam keadaan mabuk dan menghentikan mobil kontainer. (Pelaku) Minta uang tapi enggak dikasih. Lanjut supir kontainer turun lalu terjadi keributan. Korban ini melerai, tapi malah dikejar-kejar pelaku," ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Tanah Abang Kompol Mustakim kepada Liputan6.com, Rabu (11/5/2016).

Para pelaku kesal karena Edi melerai mereka. Satu pelaku melajukan mobilnya ke arah Edi. Sementara pelaku lainnya berlari mengejar seorang warga yang merekam kegiatan mereka memalak supir kontainer dengan kamera ponsel.


"Seorang warga yang melerai malah dikejar oleh seorang yang naik Avanza dan yang satunya berjalan mengejar warga karena dikira merekam kejadian tersebut," jelas Mustakim.

Mustakim menerangkan, pengemudi mabuk itu lalu melaju kencang ke arah kerumunan orang yang sedang nongkrong di depan hotel. Sesampainya di depan Fave Hotel, ketiga orang tersebut melempari kaca hotel dengan kayu dan batu.

Edi yang ada di lokasi kejadian ikut menjadi bulan-bulanan pengeroyok. Aksi para pelaku berhenti saat salah seorang di antara mereka dihakimi massa. Edi sempat dilarikan ke RS Tarakan, namun nyawanya tidak tertolong.

"Dokter menyatakan korban tewas pada jam 05.25 WIB di RS Tarakan," kata Mustakim.

Polisi baru mengamankan seorang pengeroyok, Seprianus Djahapen (26), yang babak belur dihakimi massa. "Dia belum sadar, belum kami periksa. Di CCTV ada 3 orang berarti dua lagi buron," kata Mustakim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini