Sukses

Psikolog: Kasus Seperti Yuyun Terjadi karena Kecanduan Pornografi

Ihsan mengatakan, anak-anak yang terbiasa melihat tayangan pornografi akan sulit mengendalikan pikirannya.

Liputan6.com, Jakarta - Ahli Neuropsikologi Psikologi Saraf Ihsan Gumilaf memprediksi, kasus kejahatan seksual seperti yang dialami siswi SMP di Bengkulu, Yuyun, bakal terulang dalam waktu dekat.

Kejahatan seksual seperti itu, kata Ihsan, 90 persen pelakunya adalah remaja dan pemuda. Penyebabnya, karena pergaulan tak terkontrol, seperti orang dewasa memperkenalkan pornografi kepada anak kecil.

Ihsan berpendapat, banyak pihak keliru menganggap tuak penyebab utama 14 pelaku kejahatan seksual kepada Yuyun. Minuman keras itu hanya pemicu. Penyebab utamanya, karena para tersangka rutin mengonsumsi tayangan pornografi, baik video maupun gambar.

"Pemerkosaan gang rape akan terjadi lagi dalam waktu dekat. Kalau pemberitaan di media terjadi karena miras, saya rasa bukan. Ketika ada teman yang bertemu mereka, ternyata mereka kecanduan pornografi," kata Ihsan dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/5/2016).


"Pelaku gang rape itu terjadi 90 persen terjadi pada remaja. Ini merusak otak. Jangankan di Bengkulu, di kota saja luar biasa banyak yang adiktif. Mereka itu dicekoki orang dewasa lihat pornografi," sambung dosen Psikologi Universitas Bina Nusantara ini.

Ihsan mengatakan, anak-anak yang terbiasa melihat tayangan pornografi akan sulit mengendalikan pikirannya. Akhirnya, dopamine atau rangsangan rasa senang meningkat, otak pengendali sikap yang terletak di bagian dahi kepala akan pasif.

"Otak di belakang dahi sangat mengendalikan diri. Intinya, kalau pornografi kebanjiran dopamine, yang hilang self control. Dibandingkan orang normal, self control adiksi pornografi lebih tidak aktif," pungkas Ihsan.

Kasus kejahatan seksual menimpa siswi SMP di Bengkulu, Yuyun. Pelakunya berjumlah 14 remaja di bawah umur, yang diduga usai menenggak minuman keras. Jenazah Yuyun dibuang di jurang sedalam lima meter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini