Sukses

Tugas Terlalu Berat, Alasan Maraknya Polisi Bunuh Diri?

Imam mengatakan, peran Kompolnas menanggulangi maraknya polisi bunuh diri cukup penting.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Satuan Narkoba Polres Karangasem, Bali, Brigadir I Made Swartawan nekat bunuh diri di hadapan mertua dan istrinya. Dia diduga menembak kepalanya sendiri setelah cekcok dengan sang istri.

Mantan Kepala Korps Brimob Komisaris Jenderal Purnawirawan Imam Sudjarwo mengatakan, kasus bunuh diri polisi sering terjadi karena tekanan kerja yang membebankan pikiran.

"Itu karena beban tugas begitu berat, itu salah satu faktor. Sedangkan masalah kesejahteraan relatif, tapi pastinya, ya," kata Imam di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/5/2016).

Imam mengatakan, peran Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menanggulangi masalah ini cukup penting. Sebab, mereka bisa memberikan pertimbangan langsung kepada Presiden, supaya ada perubahan berarti di Polri dan jajarannya.

"‎Karena itu tugas Kompolnas adalah memberikan pertimbangan pada Presiden, termasuk SDM Polri. Gimana kalau banyak bunuh diri? Gimana ke depan supaya tidak ada?" kata dia.

"Apa karena beban tugas berat? Apa aspek kesejahteraan? Itu Kompolnas yang punya peran dan beri pertimbangan," sambung mantan Ketua Pansel Kompolnas 2016-2020 itu.


Bunuh Diri

Kapolres Karangasem Ajun Komisaris Besar Sugeng Sudarso mengatakan, Brigadir I Made Swartawan bunuh diri pada Senin 2 Mei sekitar pukul 02.00 Wita di Dusun Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali.

Brigadir Swartawan yang baru pulang kerja terpaksa memasuki rumah melalui jendela. Saat hendak memasuki kamar, terkunci. Dia lalu mendobrak pintu, namun upaya tersebut gagal.

Sang istri, Ni Putu Ayu Ekawati yang mendengar kegaduhan itu langsung membuka pintu kamar dan melihat suaminya di depan pintu kamar. Cekcok pun tidak terhindarkan.

Ekawati dipukul. Dia bersama kedua anaknya lalu meninggalkan Brigadir Swartawan dan rumahnya, menuju rumah orangtuanya.‎

Rupanya, Brigadir Swartawan mengikuti Ekawati dan cekcok kembali terjadi dan dilerai sang kakak serta mertuanya. Namun, Swartawan mengancam menembak sang mertua.

Brigadir Swartawan akhirnya gelap mata. Dia memilih mengakhiri hidupnya, dengan menembakkan peluru dari pistol dinas ke kepalanya.

Hasil pemeriksaan sementara, Ekawati menyebutkan, saat cekcok tercium aroma alkohol dari mulut polisi berpangkat bintara itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini