Sukses

5 Fakta Rustam Effendi, Wali Kota Seteru Ahok

Tak tahan dengan panasnya omongan Ahok, Rustam pun memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara, Senin 25 April 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Rustam Effendi menjadi sorotan publik dalam beberapa hari terakhir. Penyebabnya, dia dituding sang bos, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai pendukung Yusril Ihza Mahendra karena tidak menyegerakan penggusuran di kawasan Jakarta Utara.

Tidak hanya itu, meski Ahok mengaku hanya bercanda, Rustam disebut sebagai anggota geng golf, sebuah kelompok pejabat Eselon I dan II DKI yang hobi bermain golf.

Tak tahan dengan panasnya omongan Ahok, Rustam pun memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara, Senin 25 April 2016.  

Berita tentang Rustam memunculkan sejumlah fakta menarik. Tidak hanya alasan kenapa mundur, tapi juga sejumlah fakta lain yang membuat dia menjadi sorotan.

Berikut 5 Fakta menarik tentang Rustam Effendi:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Merasa Tidak Maksimal

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mengundurkan diri dari jabatannya Senin, 25 April 2016. 

Apa alasan sebenarnya Rustam mundur? Ia mengatakan keputusan ini diambil setelah memperhatikan dan mengikuti perkembangan akhir-akhir ini, khususnya mulai Jumat, 22 April 2016.

"Intinya menurut saya apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur itu, Pak Gubernur menilai kinerja saya masih kurang. Nah, kalau sebagai bawahan dinilai atasan kinerjanya masih kurang, saya berpikir ya sudah saya mengundurkan diri saja," beber Rustam.

Pada Jumat 22 April, Ahok menegur Rustam dalam rapat penanganan banjir di Balai Kota Jakarta. Mulanya, Ahok mendengar laporan jajaran Dinas Tata Air yang mengeluhkan kesulitan menormalisasi saluran air di kolong Tol Ancol, Penjaringan, karena banyaknya permukiman liar.

Mendengar keluhan Dinas Tata air tersebut, Ahok langsung menegur Rustam yang lambat melakukan penertiban. Padahal, perintah untuk menormalisasi saluran air di kolong Tol Ancol sudah diberikan sejak tahun lalu.

"Duh Pak Wali Kota ini, saya selalu bilang begini Pak Wali, Pak Wali, kalau saya suruh usir orang itu wah ngelesnya. Jangan-jangan satu pihak sama Yusril ini?" ujar Ahok.

3 dari 6 halaman

Didukung Keluarga

Rustam Effendi mengaku pengunduran dirinya dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara didukung penuh pihak keluarga. Rustam berharap dengan pengunduran dirinya bisa mengakhiri kekisruhan antara dirinya dengan sang atasan.

"Keluarga saya mendukung banget. Saya ingin mengakhiri semua kekisruhan atau kebisingan yang sedang bekerja," kata Rustam di kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa 26 April 2016.

Dia melanjutkan, pengunduran dirinya bukan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurut Rustam, apa pun pekerjaannya nantinya, dia akan siap untuk menjalani. Tapi dia mengakui memang dirinya memerlukan kenyamanan dalam bekerja.

Rustam juga tidak mau menjadi headline di pemberitaan media televisi, terlebih lagi yang diangkat seputar perdebatannya dengan Ahok.

"Saya perlu kenyamanan. Jangan dipelintir-pelintir. Jangan ditambah-tambah. Anak saya sudah mau sekolah," pungkas Rustam.

4 dari 6 halaman

Tidak Kenal Yusril

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi membantah tudingan Ahok bahwa dirinya berpihak ke bakal calon gubernur Yusril Ihza Mahendra.

"Enggak (mendukung), kan Bang Yusril sudah menyangkal juga, nggak ada kaitannya juga," kata Rustam di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa 26 April 2016.

Bahkan dia mengaku tak pernah berkomunikasi dengan pakar hukum tata negara itu.

"Kenal pun tidak dengan Pak Yusril. Pak Yusril kan sudah menyampaikan itu kan sanggahannya," ujar Rustam.

Soal tulisan di Facebooknya, Rustam mengakui jika itu adalah curahan hatinya karena sakit hati dengan tudingan Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu.

"Saya senang menulis sebenarnya, sering juga saya menulis di Facebook. Cuma akhir-akhir ini saya jarang menulis di Facebook kemarin ada termasuk curahan hati," tutup Rustam.

Sabtu 23 April 2016, Wali Kota Rustam menuliskan curhatannya di akun Facebook-nya. Tulisan panjang tersebut berjudul 'Bekerja dengan Hati'.

"Dengan ini saya nyatakan bahwa tuduhan saya bersekutu dengan Pak Yusril adalah tidak benar. Secara jujur saya katakan bahwa kadang selaku bawahan saya juga mengharapkan mendapatkan ucapan terima kasih dari pimpinan atas hasil kerja yang telah dilakukan," tulis Rustam dikutip Liputan6.com.

5 dari 6 halaman

Pensiun Oktober 2018

Wali Kota Jakarta Utara yang sudah mengundurkan diri, Rustam Effendi tidak merasa sakit hati dengan candaan atau tudingan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Terlebih soal dirinya dikatakan bermain politik atau ikut masuk dalam geng golf.

Dengan sisa masa tugas dua tahun enam bulan atau hingga Oktober 2018, dia mengaku siap ditempatkan di posisi mana pun. Yang jelas, dia mundur sebagai wali kota, bukan sebagai PNS.

Meski begitu, Rustam tak menampik jika memiliki rencana untuk pensiun dini.

"Siapa yang sakit hati? Enggak sakit hati. Lihat perkembangan karena masa kerja saya sampai Oktober 2018. Tapi ada kemungkinan saya akan pensiun dini bila memang kondisi di pemprov masih panas dan masih terus menyudutkan saya," ujar Rustam di Jakarta Utara, Selasa 26 April 2016.

Namun Rustam tak menjelaskan keadaan panas seperti apa yang bisa mendorongnya ajukan pensiun dini. Dia menyerahkan penugasannya kembali ke Badan Kepegawaian Daerah atau BKD setelah melepas jabatan Wali Kota Jakarta Utara.

"Saya masih PNS. Tergantung Kepala BKD mau taruh saya di mana. Saya merasa plong dan nyaman dengan pengunduran diri. Saya sudah pamit kepada seluruh staf PNS di Pemkot Jakut. Tapi kan bisa saja pensiun saya percepat," tambah Rustam.
 

6 dari 6 halaman

Main Golf 2 Kali Sebulan

Rustam Effendi tidak memungkiri dirinya memang suka bermain golf.

"Saya memang main golf, satu bulan dua kali pada hari libur," kata Rustam di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa 26 April 2016.

"Sudah ada izin dari Pak Gubernur kalau saya main golf," dia menambahkan.

Dia mengaku tidak tahu menahu mengenai Geng Golf seperti yang disebutkan Ahok.

"Kalau Geng Golf, saya enggak tahu ada atau tidak. Silhkan selidiki sendiri," kata Rustam

Mundurnya Rustam dikait-kaitkan dengan ucapan Ahok yang menudingnya bersekutu dengan Yusril Ihza Mahendra karena lambannya penertiban bantaran sungai dari pemukiman warga. Meski pada akhirnya Ahok mengakui ucapan tersebut sekadar candaan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.