Sukses

Fahri Hamzah Bersedia Puji Jokowi, Asal...

Fahri Hamzah selama ini jarang memuji Jokowi, sebaliknya mengkritik pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Fahri Hamzah dikenal sebagai politikus yang gemar melontarkan kritikan-kritikan pedas terhadap lawan politiknya, tak terkecuali kepada pemerintah. Saking vokalnya, Fahri dipecat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai yang selama ini menjadi kendaraan politiknya.

Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi pun tak pernah luput dari kritikan pedasnya. Hal itu, kata dia, untuk menjaga pemerintahan saat ini agar tetap di jalurnya.

"Saya kira itu juga salah satu manfaatnya. Supaya pemerintah waspada dalam menjalankan pemerintahan," kata Fahri Hamzah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/4/2016).

Tak hanya saat pemerintahan Presiden Jokowi, pria asal Nusa Tenggara Barat itu juga kerap melontarkan kritik pedasnya saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal PKS adalah partai koalisi pemerintah saat itu.


Mantan anggota Komisi III DPR ini menambahkan, ia akan memuji-muji Jokowi jika masa jabatannya sebagai RI 1 telah berakhir, sama seperti sikapnya kepada SBY saat ini.

"Dulu dia (SBY) berkuasa saya kritik, saya kira untuk masukan pemerintah. Sama juga dengan sekarang, nanti kalau Pak Jokowi sudah pensiun, nanti akan saya puji-puji. Tenang aja," ujar Fahri.

Namun, sikapnya yang kerap mengkritik SBY itu mendapat penolakan dari sejumlah kader Partai Demokrat. Sebab, Fahri disebut-sebut bakal merapat ke partai pemenang Pemilu 2009 itu. Penolakan terhadap Fahri mulai diteriakkan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul.

"Fahri kita tidak akan terima, karena itu yang saya bilang mulutmu harimaumu," kata Ruhut Sitompul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 6 April 2016.

Ruhut pun mengungkapkan 'dosa' Fahri Hamzah saat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden selama dua periode. Saat itu PKS menjadi koalisi pemerintah. Namun, Fahri Hamzah selalu melontarkan pernyataan pedasnya terhadap SBY.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini