Sukses

4 Kasus Mutilasi Menggemparkan

Kasus mutilasi Nuri menambahkan panjang deretan pembunuhan sadis yang telah terjadi sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan disertai mutilasi Kusmayadi alias Agus terhadap pacarnya, Nur Astiyah atau Nuri, membuat gempar. Kasus sadis yang diawali drama percintaan antara korban dengan pelaku ini menjadi sorotan publik dalam sepekan terakhir.

Kasus mutilasi Nuri menambahkan panjang deretan pembunuhan sadis yang telah terjadi sebelumnya.   

Sebelumnya, pada Februari lalu seorang polisi di Kalimantan Barat membunuh dua anaknya dan memutilasi menjadi beberapa bagian.

Berikut 4 kasus mutilasi menggemparkan yang dirangkum Liputan6.com:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mutilasi Wanita Hamil di Tangerang

Nur Astiyah atau Nuri (34) yang hamil 7 bulan menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan mengenaskan karena termutilasi di dalam kamar kontrakan di Telagasari, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten. Beberapa bagian tubuhnya menghilang.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi memastikan pelaku adalah Kusmayadi alias Agus, warga Kampung Jambu, Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Diduga, Agus dan Nuri telah menikah siri. Keduanya bekerja di sebuah restoran rumah padang yang sama. Agus merupakan kepala rumah makan, sedangkan Nuri menjadi kasir.

Keduanya mulai tinggal satu rumah sejak Agustus 2015 di Jalan Haji Malik, dekat Pasar Cikupa, tepatnya di Kampung Telaga Sari.

Sebulan hidup bersama, Nuri rupanya sudah berbadan dua. Dia mengandung anak Agus. Sejak saat itu, cekcok antara keduanya kerap terjadi. Nuri menuntut kejelasan status hubungan kepada Agus. Juga jatah uang selama mereka hidup satu atap.

Puncaknya adalah di pekan kedua April. Agus mulai terpikir untuk menghabisi nyawa Nuri. Dia bertanya pada dua anak buahnya di Rumah Makan Gumarang terkait rencana pembunuhan.

Agus akhirnya ditangkap polisi di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu 20 April 2016 malam.

3 dari 5 halaman

Polisi Mutilasi 2 Anak Kandung


Brigadir Petrus Bakus, polisi anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat, membunuh dua anak kandungnya. Polisi berpangkat brigadir itu juga memutilasi kaki-tangan anaknya F serta A yang berusia 5 dan 3 tahun.

"Iya benar. Tapi saya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut," ujar Kapolres Melawi AKBP Cornelis Mangarahon Simanjutak ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat 26 Februari 2016.

Informasi yang didapat, perbuatan pelaku diketahui sang istri, W. Saat itu, W terbangun karena pelaku mendatanginya. W kaget karena Petrus membawa parang.

Pelaku kemudian berkata, "Mereka baik, mereka mengerti, Mereka pasrah. Maafkan papa ya, dik."

Kata-kata Petrus membuat W tambah kaget. W bergegas ke kamar yang biasa digunakan Petrus dan kedua anaknya.

Melihat kedua anaknya sudah dalam keadaan tak bernyawa dan bersimbah darah, W keluar rumah dan meminta pertolongan.

Petrus Bakus mengaku mendengar bisikan yang memerintahkannya untuk berbuat keji pada kedua anak kandungnya.

4 dari 5 halaman

WNI Dimutilasi di Australia


Mayang Prasetyo, perempuan warga negara Indonesia (WNI) tewas dibunuh kekasihnya berkebangsaan Australia di Brisbane. Kepolisian setempat mengatakan korban dimutilasi.

Peristiwa itu juga sudah dibenarkan oleh Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Tatang Razak. Ia mengaku sudah mendapat kabar dari Kedutaan Besar Indonesia di Canberra.

"Saya sudah diberitahu oleh KBRI Canberra dan sekarang sedang dalam penanganan," kata Tatang kepada wartawan BBC Indonesia Pinta Karana.

"Peristiwa pembunuhan yang mengejutkan Australia itu diketahui pada Sabtu 4 Oktober 2014 sekitar pukul 21.00 waktu setempat," ungkap kepolisian setempat.

"Pelaku ditemukan meninggal dunia dan diduga bunuh diri. Kami memperlakukan investigasi kasus ini sebagai pembunuhan dan bunuh diri," ucap Juru Bicara Kepolisian Queensland.

Awal mula peristiwa itu diketahui, seperti diuraikan harian Courier Mail, karena tetangga terduga pelaku Marcus Peter Volke mengeluh mencium bau tidak sedap sejak Kamis pekan lalu. Aroma tak mengenakkan itu disebutkan berasal dari apartemen yang ditinggali  Volke bersama kekasihnya yang berkebangsaan Indonesia.

Pada hari Sabtu 6 Oktober, polisi yang mendapat laporan akhirnya mendatangi apartemen Volke namun ia kemudian melarikan diri. Lalu pihak berwenang mendatangi kediamannya.

Di dalam apartemen Volke, polisi menemukan potongan tubuh manusia yang sebagian berada di atas kompor. Volke sendiri ditemukan meninggal dunia beberapa ratus meter dari lokasi apartemennya dengan luka sayatan di leher yang diduga bunuh diri.

Volke dan korban diketahui bekerja di kapal pesiar sebagai juru masak. Mereka belum lama tiba di Brisbane setelah bertugas di perjalanan pesiar ke beberapa negara.


5 dari 5 halaman

Janda 1 Anak Dimutilasi Selingkuhan

Warga di Desa Gambelan, Selat, Klungkung, Bali digegerkan dengan penemuan 2 potong tubuh manusia. Dugaan kuat, potongan itu adalah mayat korban mutilasi.

Di tempat berbeda, warga juga kembali menemukan 3 potongan tubuh manusia di wilayah Kabupaten Karangasem, Bali. Diduga potongan tubuh itu ada kaitannya dengan penemuan di Klungkung.

Hasil pemeriksaan sementara memperlihatkan, korban dibunuh dengan cara amat kejam. Selain dimutilasi, korban yang diduga berjenis kelamin perempuan itu juga dirusak wajahnya. Sehingga sulit diidentifikasi.

Aparat Polda Bali membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus pembunuhan ini. Wakapolda Bali Brigjen Pol I Gusti Ngurah Raharja Subiakta memberikan perhatian khusus untuk kasus ini.

Hasilnya, seorang pria asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap diduga pelaku pembunuhan sadis dengan cara dimutilasi.

Kapolda Bali, Irjen Pol AJ Benny Mokalu menjelaskan, penangkapan pelaku bermula dari analisis kepolisian berdasarkan sejumlah alat bukti, termasuk keterangan para saksi.

"Dari situ dugaan mengarah kepada dia (F)," terang Benny di Denpasar, Senin 23 April 2014. Dia menjelaskan, F bekerja di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Klungkung. Ia adalah pegawai kontrak. 

Bersamaan dengan penangkapan F, polisi juga mengamankan sebilah samurai yang diduga digunakan untuk memotong-motong tubuh korban. Informasi yang berkembang, pelaku nekat memutilasi tubuh korban lantaran perselingkuhan.

Dari pengakuan pelaku, identitas korban yang perlahan terkuak berjenis kelamin perempuan itu diduga bernama Diana Sari, seorang janda beranak satu yang memiliki hubungan dekat dengan F.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini