Sukses

Jokowi: Masa Depan Kesejahteraan Dunia di Laut

Jokowi mengatakan, sejak 2015 Indonesia telah menyelesaikan 27 pelabuhan baru dan sedang membangun 68 pelabuhan lagi.

Liputan6.com, London - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berpidato di depan puluhan duta besar dan pejabat tinggi perwakilan dari 171 negara anggota International Maritime Organization (IMO) di Gedung IMO, London, Inggris. Dia mengatakan, kesejahteraan dunia untuk masa depan ada di laut.

"Indonesia berpandangan, masa depan kesejahteraan dunia terletak pada bagaimana kita mengelola laut dan masa depan itu dapat kita raih dengan menjaga laut sebagai milik bersama semua bangsa melalui kerja sama internasional, khususnya melalui IMO," ujar Jokowi pada Selasa 19 April 2016 waktu setempat, seperti keterangan tertulis dari Tim Komunikasi Presiden, Rabu (20/4/2016).


Jokowi mengatakan, Indonesia juga berkomitmen untuk terus aktif dalam menjalankan pendidikan dan pelatihan maritim sebagai negara dengan jumlah pelaut terbesar kedua di dunia.

"Dengan jumlah anak kapal sebanyak 575.000 kami telah memenuhi berbagai persyaratan internasional, melalui pelatihan dan pendidikan, serta kerja sama teknik dengan IMO," ujar Jokowi.

Khusus mengenai pencegahan polusi laut, Indonesia terus mendorong penyusunan regulasi internasional yang lebih baik dan komprehensif.

"Saya ingin mengingatkan Anda semua, polusi laut dapat juga diakibatkan oleh eksplorasi dan eksploitasi anjungan minyak lepas pantai. Saat ini, kita belum memiliki regulasi yang mengatur tanggung jawab dan kompensasi terhadap polusi lintas batas yang diakibatkan oleh aktivitas itu," ujar Jokowi.

Pembangunan Tol Laut Telah Berjalan

Indonesia adalah negara yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau yang dipersatukan oleh laut pembangunan konektivitas laut antar pulau-pulau itu. Kini Jokowi menyebutnya sebagai pembangunan Tol Laut dan menjadi sebuah keniscayaan

"Dengan cara membangun pelabuhan baru, meng-upgrade pelabuhan-pelabuhan yang ada, dan menambah armada kapal logistik dan penumpang, serta modernisasi pengelolaan pelabuhan," ucap Jokowi.

Jokowi pidato di depan puluhan duta besar dan pejabat tinggi perwakilan dari 171 negara anggota IMO di Gedung IMO, London (foto: Setpres))

Semuanya itu, lanjut dia, untuk percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta menjadikan ekonomi Indonesia lebih efisien dan kompetitif.

Pada awalnya banyak pihak yang pesimistis dengan rencana ini. Namun, Jokowi menjelaskan, rencana pembangunan infrastruktur laut ini sudah berjalan.

"Sejak 2015, kami telah menyelesaikan 27 pelabuhan baru. Kami juga sedang membangun 68 pelabuhan lagi, yang tersebar di Maluku, Papua, NTT dan Sulawesi. Saat ini, kami juga sedang menambah 200 kapal patroli, penumpang, ternak, navigasi dan barang," ujar dia.

Jokowi mengatakan, pembangunan infrastruktur maritim ini, menjadi bagian penting dari upaya untuk mengembalikan jati diri maritim Indonesia melalui pembangunan infrastruktur maritim.

IMO merupakan badan khusus PBB berdiri sejak tahun 1959 dan bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan pelayaran serta pencegahan polusi laut. Hal ini amat penting mengingat sekitar 80 persen perdagangan dunia bergantung dari pelayaran laut. IMO dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal, Kitack Lim dari Korea Selatan.

Sejumlah instrumen hukum dan mekanisme internasional telah dihasilkan IMO seperti International Convention for the Safety of Life at Sea (SOLAS) dan International Convention on Oil Pollution Preparedness, Response and Co-operation (OPRC).

Acara ini dihadiri Sekretaris Jenderal IMO Kitack Lim. Jokowi juga didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Dubes Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini